25 radar bogor

Menhub Budi Akui LRT Palembang Mogok Karena Terburu-Buru Beroperasi

Ilustrasi LRT Palembang (Dok. Jawa Pos)
Ilustrasi LRT Palembang (Dok. Jawa Pos)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui mogoknya Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan di Palembang Sumatera Selatan lantaran adanya dorongan untuk mempercepat operasional. Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II itu mengatakan untuk uji coba Mass Rapid Transit (MRT) saja butuh waktu enam bulan untuk melakukan comissioning test.

“Ini (LRT Palembang) kami ditarget mesti operasi tanggal 18 Agustus (karena) saya memberanikam diri mem-push commisioningnya sekali lagi tidak excuse, teman-teman (sempat) menolak tapi saya bilang usulkan,” terangnya di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Selasa (14/8).

Oleh karena itu, kata Budi, tanpa bermaksud mencari alasan ia pun meminta maaf apabila terjadi masalah seperti Standard Operating Procedure (SOP) hingga permasalahan teknis.
Menhub Budi Akui LRT Palembang Mogok Karena Terburu-Buru Beroperasi

“Saya (sudah) tugaskan stakeholder baik Kementerian Perhubungan, Waskita, PT INKA, PT Kereta Api Indonesia (KAI) benar-benar menjaga semua instalasi. Insya Allah berjalan baik dan tidak ada gangguan,” terangnya.

Untuk diketahui, LRT Palembang menggunakan kereta yang diproduksi oleh BUMN bermarkas di Madiun yakni PT Industri Kereta Api (INKA). Sebelumnya INKA mengatakan penyebab kereta LRT mendadak terhenti di tengah jalan dikarenakan kabel Current Collector Device (CCD) yang ada di bawah kereta terlepas dari posisinya. LRT berhenti mendadak membawa penumpang dari stasiun DJKA menuju ke stasiun Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

Budi juga mengatakan penunjukan INKA untuk menggarap LRT Palembang juga adalah suatu keberanian. Dia bilang bisa saja pihaknya menunjuk Hyundai -yang terlibat dalam LRT Jakarta- dalam LRT Palembang. Akan tetapi, pihaknya yakin bahwa INKA mampu dengan keyakinan bahwa INKA memiliki lokal konten yang tinggi.

“Saya sebagai pemilik proyek supaya safety, saya tunjuk aja Hyundai. Harganya relatif sama dan gak usah pusing. Tapi kan ada suatu keyakinan (bahwa INKA) produk dalam negeri harus sejalan dan terbukti bahwa LRT Palembang 95 persen lokal konten satu yang gak bisa (digunakan) ditempat yang lain,” terangnya.

(uji/JPC)