25 radar bogor

Bertabur Tips di Kelas Legislatif

SERU: Suasana kelas legislatif yang digelar Radar Bogor Institute di Sahira Butik Hotel Pakuan, Kota Bogor, kemarin (14/8). (NELVI/RADAR BOGOR)

 

BOGOR-RADAR BOGOR,Lima pemateri andal sukses ’membius’ 35 bakal calon anggota legislatif (bacaleg) peserta Kelas Legislatif Radar Bogor Institut, kemarin (14/8).

Sedari pagi hingga menjelang Magrib, tak satu pun bacaleg beranjak pergi. Mereka antusias mengikuti seluruh agenda kelas, yang dilaksanakan di hall Pakuan, Sahira Butik Hotel Pakuan, Kota Bogor.

Tak seperti acara pelatihan atau seminar berbau politik pada umumnya. Ke-35 peserta Kelas Legislatif seperti tak rela ketinggalan pelajaran. Jeda ishoma yang diberikan pun benar-benar dimanfaatkan. Setelah salat, mereka mengambil snack serta minuman hangat. Setelah itu, bergegas kembali ke ruang kelas.

Apa yang membuat para bacaleg DPR RI, DPRD Provinsi Jawa Barat, dan DPRD kota serta kabupaten itu betah berlama-lama?

”Kami sengaja mengundang pemateri yang kompeten di bidang masing-masing. Sehingga apa yang dipaparkan para pemateri ini adalah ilmu yang sangat dibutuhkan para bacaleg,” ujar Ketua Kelas Legislatif Untung Bachtiar.

Kelas dimulai dengan pem­­aparan pemahaman tupoksi anggota dewan oleh perwakilan dari Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Di sesi pertama ini, Fadli Rama­­dhanil yang mewakili direktur eksekutif Perludem Titi Anggraeni, menyampaikan materi tentang potensi-potensi kerawanan dan kecurangan dalam pemilu.

”Ini sangat penting bagi para bacaleg untuk menentukan langkah saat bertarung di arena pileg nanti,” kata Untung.

Masuk pada sesi kedua, Direktur eksekutif Komisi Pemantau Legislatif (Kopel) Indonesia, Syamsuddin Alam­­syah, membuka pikiran para peserta tentang segala tetek bengek anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Pada sesi ini, panitia terpaksa menambah waktu diskusi karena pertanyaan dari peserta terus mengalir.

Lepas ishoma, giliran Founder Charta Politika, Luvie Triadi yang kembali membuat mata para peserta terbuka lebar. Pada sesi ketiga ini, Luvie mema­parkan tentang bagai­mana para bacaleg harus meru­muskan strategi peme­­nangan dengan kondisi kekinian. Sama seperti sesi sebelumnya, para peserta berebut melempar pertanyaan. Beberapa di antaranya juga curhat tentang perjuangan mereka dalam meraih tiket menuju parlemen.

Sesi keempat di Kelas Legislatif, para bacaleg dilatih public speaking agar mahir saat berkampanye kelak. Untuk sesi ini, Kelas Legislatif yang dimo­deratori redaktur eksekutif Radar Bogor Ricki Noor Rachman, meng­hadirkan Motivational Speaker Muhammad Moulya Yamada. Moulya, sukses ’me­ngerjai’ para bacaleg untuk be­rani tampil di depan umum.

Terakhir atau sesi kelima, Kelas Legislatif ditutup dengan pengarahan terkait aturan main dalam pemilu 2019. Materi ini disampaikan langsung oleh Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, Aang Ferdinan. Kang Aang –sapaan Aang Ferdinan– juga memberi kesempatan para peserta untuk tanya jawab terkait permasalahan yang mereka hadapi selama mengikuti tahapan Pileg 2019.

Sebelumnya, CEO Radar Bogor Group, Hazairin Sitepu menyebut kelas legislatif sangat penting bagi para calon wakil rakyat. Apalagi, para peserta merupakan subjek dari demokrasi yang ada di negeri ini.

“Di mana kita berharap melahirkan satu produk yang berkualitas. Demokrasi yang ada di Indonesia ini belum menghadirkan satu produk yang kualitasnya diharapkan,” kata Hazairin saat membuka kelas legislatif kemarin pagi.

Untuk itu, Radar Bogor Institut berencana mengadakan kelas lanjutan untuk angkatan berikutnya. Tujuannya, untuk memberikan kesempatan bagi para calon wakil rakyat agar mendapat wawasan lebih di bidang legislasi.(dka)