25 radar bogor

Bukan Cuma Ekonomi Turki, Transaksi Berjalan RI Juga Bikin Khawatir

Ilustrasi ekspor impor. Ekonomi Indonesia kena dampak krisis turki (Dok. JawaPos.com)
Ilustrasi ekspor impor. Ekonomi Indonesia kena dampak krisis turki (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Dunia tengah tertuju pada kondisi ekonomi Turki yang bergejolak. Mata uang Turki Lira terhadap Dolar AS merosot tajam usai Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50 persen dan alumunium 20 persen.

Sejatinya, Turki bukanlah satu-satunya negara yang berada dalam tekanan pengaruh perang dagang yang ditabuh oleh Trump. Bukan juga menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan rupiah terkapar di awal pekan ini.

Dari sisi fundamental, ekonomi dalam negeri juga tengah kontraksi. Pasalnya, defisit transaksi berjalan di kuartal II-2018 tembus 3 persen terhadap PDB karena kinerja neraca perdagangan. I

“Ekspor yang lambat ujungnya berpengaruh negatif ke permintaan rupiah dan lapangan kerja,” kata Ekonom INDEF, Bhima Yudistira kepada JawaPos.com, di Jakarta, Selasa (14/8).

Selain itu, investasi cenderung melambat. Pada kuartal II-2018 investasi hanya tumbuh dibawah 6 persen dibandingkan kuartal I-2018 yang mencapai lebih dari 7 persen. Adapun, kata Bhima, perlambatan investasi terjadi karena efek tahun politik, dan instabilitas ekonomi global.

“Tren perlambatan investasi harus diwaspadai karena berlangsung hingga pilpres selesai,” kata Bhima.

Akibatnya, rupiah melemah dan membuat harga kebutuhan pokok semakin mahal khususnya yang kandungan impornya besar. Hal ini juga tercermin pada inflasi yang terjadi akibat dari harga yang bergejolak sejak awal tahun.

“Harga daging ayam, beras dan telur kalau tidak dikendalikan akan tekan daya beli masyarakat menengah ke bawah. Disamping itu harga minyak mentah memicu penyesuaian harga BBM non subsidi,” terangnya.

(uji/JPC)