25 radar bogor

Arief Pouyono: Bosnya Andi Arief Yang Jenderal Kardus!

lustrasi: Partai Gerindra (Dok. JawaPos.com)
lustrasi: Partai Gerindra (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA – RADAR BOGOR, Jelang penutupan pendaftaran capres dan cawapres, konflik di internal Partai Gerindra dan Partai Demokrat malah memanas. Anak Buah Prabowo Subianto tak terima sang ketua umumnya disebut sebagai Jenderal Kardus oleh elite Demokrat.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Pouyono memastikan yang dikatakan oleh elite Demokrat merupakan pernyataan yang salah. Sebaliknya, ia menyebut, justru pimpinan demokratlah yang Jenderal Kardus.

“Jenderal kardus itu bukan Prabowo, bos nya si Andi Arief Jenderal kardus. Terbukti kader kadernya itu koruptor yang di demokrat kan. Ini kardus Hambalang aja harus kita buka lagi, mana ada Gerindra gitu loh,” cetus Arief kepada wartawan, Rabu (8/8).

Prabowo, kata Arief, justru merupakan jenderal yang suka mengeluarkan uang. Ia menyebutkan persoalan mahar yang dikeluarkan oleh Sandi itu tidak benar.

“Inget enggak dulu kenapa Anies sama Sandi (pilkada Jakarta), kan PKS bukan kadernya kan Anies, tapi di approve (sama PKS) kan. PKS itu partai yang enggak pernah nerima mahar, kita itu berjuang, kita itu sekutunya PKS,” ungkapnya.

Di sisi lain, kata Arief, dirinya menilai wajar jika nantinya Prabowo tak meminang AHY sebagai cawapres. Pasalnya, ia melihat koalisi harus realistis melihat kans putra sulung SBY itu.

“Kita sih harus realistis, kalau yang diajukan anak boncel yang pasti kita nggak mau,” pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief mengatakan, pihaknya kaget karena Prabowo melakukan hal yang di luar dugaan partainya.

Menurut Andi, Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno ‘ngotot’ menjadi calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dengan menggelontorkan uang ratusan miliar.

“Di luar dugaan kami ternyata Prabowo lebih mementingkan uang ketimbang jalan perjuangan yang benar,” ujar Andi saat dihubungi JawaPos.com, Rabu (8/8).

Andi mengungkapkan, Sandiaga merayu Gerindra‎, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan juga Partai Amanat Nasional (PAN) dengan imbalan uang. Sehingga bisa memuluskan langkahnya menjadi cawapres Prabowo Subianto.

“Sandi sanggup membayar masing-masing per parpol Rp 500 miliar demi pilihannya untuk menjadi cawapres. Benar-benar jenderal di luar dugaan,” katanya.

(aim/JPC)