25 radar bogor

Separuh Siswa yang Diterima di SMKN 4 Semarang Gunakan SKTM

Ilustrasi PPDB
Ilustrasi: ratusan calon siswa baru yang ikut PPDB di salah satu sekolah. (Agus Putra/Babel Pos/Jawa Pos Group)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Ratusan orang tua beserta siswa terpilih memadati ruang pendaftaran ulang di SMAN 1 Semarang sejak Kamis pagi (12/7). Sebanyak 324 siswa terdaftar di jurusan Matematika dan IPA (MIPA) serta 108 di jurusan IPS. Mereka mengantre sejak pagi.

Sementara itu, di SMKN 4 Semarang, 605 siswa terdaftar di sembilan kompetensi keahlian. Hari ini beberapa orang tua murid mencabut berkas. Salah seorang di antara mereka, Sigit Wibowo. Warga Mijen itu menyayangkan nilai rendah, tetapi bisa diterima masuk berkat surat keterangan tidak mampu (SKTM).

“Nilai anak saya 26.00, tapi gagal. Tadi sudah saya daftarkan ke SMA swasta di Kedung Pane. Sekarang tidak perlu anak pintar. Kalau punya SKTM, ya gampang,” ujarnya.

Separuh Siswa yang Diterima di SMKN 4 Semarang Gunakan SKTM
Ilustrasi: orang tua murid mendampingi anaknya ketika proses PPDB. (Tawakkal Basri/Fajar/Jawa Pos Group)

Kepala SMKN 4 Felix Yuniarto mengatakan, memang banyak keluhan dan laporan dari para orang tua siswa yang berkaitan dengan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) kali ini. Termasuk soal aduan surat keterangan tidak mampu (SKTM) yang dimiliki seorang siswa dengan nilai ujian 9.00. Namun, setelah menindaklanjuti kejadian tersebut dengan datang langsung ke alamat pihak terkait, benar bahwa anak tersebut berhak diterima di SMKN 4.

“Sistem sekarang memang prioritas untuk warga miskin. Jadi, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Bagi warga yang mampu dan memiliki nilai yang cukup, kami mohon maaf agar mendaftar di sekolah swasta,” jelas Felix.

Pada awal pendaftaran, SMKN 4 diminati 1.200 calon siswa baru. Namun, setelah diketahui sistem SKTM bisa membantu anak yang nilainya rendah, jumlah pendaftar menjadi 900 orang. Untuk tahun pelajaran 2018-2019 ini, 300 siswa baru di SMKN 4 terpilih menggunakan SKTM. Sepuluh siswa di antara mereka memiliki nilai di bawah 20.00. Itu berarti 50 persen dari siswa baru berasal dari golongan tidak mampu.

Dalam hal ini, pihak SMKN 4 mengkhawatirkan peringkat sekolah turun dan siswa dengan nilai rendah tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik seperti anak-anak lain yang nilainya tinggi. “Kami bagian dari aparatur sipil negara. Mau tidak mau, kami mengikuti sistem yang sudah ditetapkan dan bersikap adil agar si anak juga bisa ikut berkembang,” lanjut Felix.

Selepas pengumuman PPDB SMA sederajat, jumlah pendaftar di beberapa sekolah swasta meningkat. Hingga Kamis sore, di SMK Walisongo Semarang terdapat 15 pendaftar baru. Dan di SMK Kesatrian 1 hingga saat ini tercatat 365 pendaftar dari daya tampung 324. Padahal, per hari Rabu (11/7) baru 180 pendaftar.

Kekecewaan tak lolos sekolah negeri itu dirasakan juga oleh Joko Setyono, orang tua pendaftar di SMK 8. “Nilai anak saya sebenarnya bagus, tapi tidak diterima. Rata-rata orang tua mengeluhnya di situ,” ujarnya.

“Habis ini saya akan ke SMA Muhammadiyah 1 Semarang karena dekat rumah saya, Mrican. Tidak ada rencana ke sekolah lain, soalnya waktunya sudah mepet,” imbuhnya.

(mg12/mg13/c4/ami)