JAKARTA-RADAR BOGOR, Roda Tiga Konsultan (RTK) mengeluarkan hasil temuan terbarunya mengenai Pemilu 2019. Selain menakar kekuatan politik capres ataupun cawapres yang potensial, survei ini juga memotret elektabilitas partai politik.
Direktur Riset RTK Rikola Fedri menyebut, saat ini parpol yang masih memiliki tingkat keterpilihan yang tertinggi adalah PDI Perjuangan dengan perolehan 26 persen suara. Berikutnya adalah Partai Gerindra dengan perolehan 14 persen dan Partai Golkar dengan perolehan 9,3 persen.
Selanjutnya, Partai Demokrat dengan perolehan 7,9 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan perolehan 6,5 persen, dan ada dua partai yang memiliki perolehan seimbang yakni, PKS dan PPP sebesar 2,9 persen.
Kemudian, ada Partai Nasdem dengan perolehan 2,7 persen dan Perindo dengan perolehan 2,0 persen. Sementara itu, perolehan suara yang di bawah 2 persen, antara lain PAN (1,8 persen), Hanura (0,4 persen) dan PKPI (0,3 persen).
Selain itu, PBB memperoleh suara 0,2 persen dan terakhir Partai Berkarya dan PSI hanya memperoleh sebesar 0,1 persen. Sedangkan angka golputnya mencapai 0,5 persen dan yang belum menentukan sebesar 22,4 persen.
“Elektabilitas PDIP, Gerindra dan Demokrat mengalami tren kenaikan dari September 2017 ke Agustus 2018. Partai Golkar mengalami tren penurunan, sementara partai lainnya cenderung stagnan,” kata Rikola di kawasan Jakarta Selatan, Minggu (5/8).
Rikola mengatakan, partai yang mengalami peningkatan elektabilitas dibandingkan Pileg 2014 yakni PDIP dan Gerindra, dengan tren kenaikan di kisaran 5 persen. Sedangkan partai lain mengalami tren penurunan antara 1-5 persen.
“Dibandingkan hasil pileg 2014, partai yang mengalami kenaikan suara PDIP dan Gerindra, partai lainnya nurun,” pungkasnya.
Jika menakar dari hasil ini, JawaPos.com mencatat, hanya ada lima parpol yang lolos ambang batas parlemen (Parliamentary Threshold). Aturan ini mewajibkan parpol memperoleh setidaknya 4 persen suara sah nasional. Mereka adalah PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat dan PKB. Sementara lainnya terancam tak lolos ke Senayan.
Sebagai informasi, survei ini menggunakan metodologi stratified systemic random sampling dan melibatkan sebanyak 1.610 responden. Sementara itu, margin of error berada di level 2,5 persen dan quality control 20 persen. Survei dimulai sejak 23 Juli hingga 1 Agustus 2018.
(aim/JPC)
