25 radar bogor

Jokowi Gampang Dapat Tiket Capres? Berat, Bos!

JAKARTA-RADAR BOGOR, Fahri Hamzah Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menilai Jokowi (Joko Widodo) saat ini masih kesulitan untuk mencari titik temu dalam berkoalisi dan menentukan cawapres (calon wakil presiden).

Menurut dia, jika sampai tidak dapat titik temu dengan partai politik (parpol) koalisinya, maka kemungkinan besar Jokowi tidak akan mengantongi tiket maju sebagai calon presiden (capres) di Pilpres 2019.

“Saking sulitnya bisa-bisa Pak Jokowi tidak dapat kursi (tiket pencalonan presiden) seperti prediksi saya. Prediksi saya belum berubah,” ungkap Fahri di gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/8).

Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan, tidak mudah bagi Jokowi untuk memutuskan cawapres yang bisa diterima oleh parpol koalisi pengusungnya.

“Anda kira di Pak Jokowi ini gampang? Tidak gampang, bos. Apalagi jika nanti Pak JK (Jusuf Kalla) dicalonkan lagi maka koalisi Jokowi akan bubar, bos. Berat loh di sana,” katanya.

Di sisi lain, Fahri justru melihat koalisi Prabowo Subianto sudah sangat jelas. Menurut dia, kalau Partai Demokrat dan Partai Gerindra sudah berkoalisi, maka Prabowo akan mudah maju sebagai capres.

Menurut dia, Prabowo sebagai seorang ketua umum partai tidak sulit untuk maju mencalonkan diri sebagai capres. Prabowo tinggal memanggil Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani untuk menandatangani pencalonan presiden.

Sedangkan Jokowi, ujar Fahri, bukanlah seorang ketua umum partai sehingga tidak bisa menandatangani pencalonan. “Anda harus tahu itu, tidak satu pun berkas Pemilu itu diteken Pak Jokowi. Kecuali tanda tangan bersedia dicalonkan, yang lain tidak ada,” paparnya.

Menurut dia, Prabowo tinggal mencari satu tanda tangan ketua umum dan sekjen partai lain untuk berkoalisi memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden 20 persen. Sedangkan Jokowi, kata dia, saat ini masih harus mendapatkan dua dukungan yang ditandatangani dua ketua umum dan sekjen partai. “Itu minimal kalau PDIP dan Golkar mau. Kalau PDIP dan Golkar pecah, bubar bos,” ungkapnya. (boy/jpnn/mg1/JPNN)