25 radar bogor

Luhut Sindir Prabowo Soal Kemiskinan: Eloknya Lihat Data, Jangan Rumor

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan (Dok. JawaPos.com)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan (Dok. JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menyindir pihak yang menyinggung soal capaian pemerintah soal kemiskinan. Hal itu lantaran pemerintah berhasil mencatatkan angka kemiskinan sebesar 25,95 juta orang (9,82 persen) atau turun 633,2 ribu orang dibandingkan September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12 persen).

“Kita tuh baiknya eloknya lihat data. Jangan lihat rumor. (Jangan) mendidik masyarakat atau membodohi masyarakat dengan informasi tidak benar,” ujarnya dalam Afternoon Tea di Kantornya, Jakarta, Rabu (1/8).

Mengacu pada hal tersebut, sindiran Luhut dilayangkan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Beberapa waktu lalu, keduanya sama-sama menyinggung soal capaian angka kemiskinan Indonesia.

Luhut Sindir Prabowo Soal Kemiskinan: Eloknya Lihat Data, Jangan Rumor
Pertemuan Prabowo-SBY (Hendra Eka/JawaPos.com)

Sebut saja Prabowo yang mengatakan kondisi kemiskinan Indonesia dalam lima tahun terakhir justru semakin parah. Bahkan, dia menyebut terdapat 50 persen penambahan kemiskinan. Pernyataan Prabowo itu lantas menimbulkan perdebatan.

Lain halnya dengan SBY. Ketum Partai Demokrat ini mengatakan ada sekitar 100 juta penduduk yang masuk kategori miskin. Ungkapan yang disampaikan oleh SBY justru bertolak belakang dengan data yang disampaikan BPS.

Luhut menegaskan data yang disampaikan BPS tidak ada intervensi dari pemerintah. Sebagai lembaga independen, dia percaya BPS mampu menjaga kualitas dan aktualitasnya.

“BPS sumber informasi kita. Dia kan independen, nggak mungkin lah berbohong,” tuturnya.

Mantan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan itu menyindir sikap kritis mereka yang tidak mampu berbesar hati menerima hasil.

“Malu ngakuin, mentang-mentang beliau (Presiden Jokowi) mantan wali kota dan gubernur dan dia mantan apa. Kita harus mendidik muda-muda berbicara secara ksatria, jangan ngomong kiri kanan nggak jelas,” tegas Luhut.

(hap/JPC)