25 radar bogor

Berniat Ibadah Haji, 116 WNI Ini Malah Digerebek Petugas Arab  

Ilustrasi Rombongan Haji.
Ilustrasi Rombongan Haji.

RADAR BOGOR-Petugas keamanan Arab Saudi bertindak tegas selama musim haji. Terutama terhadap orang asing yang masuk ke Tanah Suci tanpa mengantongi visa yang sesuai.

Buktinya pada Jumat (27/7/2018) tengah malam petugas Arab Saudi menggerebek sebuah rumah penampungan di kawasan Misfalah, Makkah. Sebanyak 116 WNI terjaring di sana, karena tidak megantongi visa haji.

Berdasar berita acara pemeriksaan (BAP) yang dikeluarkan tim petugas dari Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah di Tarhil (Pusat Detensi Imigrasi), sebagian besar di antara 116 WNI yang terjaring itu memegang visa kerja. Sisanya masuk Arab Saudi dengan umrah dan visa ziarah.

Sebagian besar WNI yang terjaring razia tersebut berdomisili di Makkah. Sebagian lagi berasal dari luar Makkah, tapi mereka menyeberang melalui perbatasan masuk ke Kota Makkah untuk melaksanakan ibadah haji.

Menurut Koordinator Pelayanan dan Perlindungan Warga Safaat Ghofur, sebagian besar di antara para WNI yang digerebek tersebut berasal dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Safaat menjelaskan, saat di-BAP, mereka mengaku membayar sewa kamar dengan besaran bervariasi. Yakni, 150 hingga 400 riyal per kepala. Mereka menyewa beberapa syuggah (rumah) dalam satu imarah (gedung) melalui orang Bangladesh (calo). Rumah-rumah tersebut dihuni 10 sampai 23 tiga orang, campur laki-laki dan perempuan.

Salah seorang yang ditangkap mengaku berangkat dengan visa umrah dan masuk ke Arab Saudi sebelum bulan puasa. Ada juga yang datang saat Ramadan.

WNI yang tidak mau disebutkan namanya itu mengaku berniat haji. Seusai haji, dia akan pulang ke Indonesia melalui Tarhil. Apes bagi dia. Sebelum mewujudkan niatnya, dia keburu terjaring razia.  “Jamaah bayar ke travel Rp 50 hingga 60 juta,” ucapnya.

Sesampai di Makkah, sambung dia, mereka harus membayar uang tambahan 500 riyal untuk menebus paspor ke guide.

“Setelah di Makkah, mereka bebas mau ke mana saja dan tidak ada urusan lagi dengan travel,” tutur Tolabul Amal, staf KJRI yang bertugas di Tarhil. (ysp)