25 radar bogor

Kecewa SBY Pilih AHY, Si Wanita Emas Pilih Nyaleg di Partainya Mega

Politisi Demokrat Hasnaeni si Wanita Emas, akhirnya memilih masuk PDIP dan meninggalkan Partai Demokrat. (Ist/JawaPos.com)
Politisi Demokrat Hasnaeni si Wanita Emas, akhirnya memilih masuk PDIP dan meninggalkan Partai Demokrat. (Ist/JawaPos.com)

JAKARTA-RADAR BOGOR, Semangat berpolitik Mischa Hasnaeni Moein sepertinya tak pernah padam. Berbagi peluang pernah ia coba mulai dari pilkada hingga maju jadi anggota legislatif. Namun hasilnya masih nol. Kini si pemilik julukan Wanita Emas itu maju jadi caleg melalui PDIP dan meninggalkan partai lamanya Demokrat.

Sebelumnya, perempuan yang akrab disapa Hasnaeni itu diketahui pernah berkali-kali gagal jadi calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta pada 2017 lalu. Dia kecewa karena Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tak mengusungnya jadi calon gubernur.

“Jadi saya keluar dari Demokrat dan pindah ke PDIP,” katanya kepada wartawan, Kamis (19/7).

Untuk diketahui, pada 2012 Hasnaeni juga pernah mendaftar jadi peserta Pilkada DKI. Namun pencalonannya gugur lantaran sejumlah partai kecil yang mengusungnya tiba-tiba mencabut dukungan.

Setelah itu Hasnaeni bergabung dengan Partai Demokrat. Dia terdaftar sebagai calon anggota legislatif partai berlambang segitiga mercy itu pada Pemilu 2013, tapi gagal memperoleh kursi.

Sempat menghilang, Hasnaeni kembali muncul ke permukaan jelang Pilkada DKI 2017. Secara terbuka dia meminata Partai Demokrat untuk mengusungnya jadi calon gubernur.

Namun di saat-saat terakhir SBY justru memilih putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni sebagai pasangan cagub.

“Kita tahu kan partai itu milik bersama ya dan saya kira partai itu bukan dinasti. Itu menurut saya,” jelas wanita yang juga berprofesi sebagai pengusaha itu.

Terkait alasannya memilih PDIP sebagai kendaraan politik di Pemilu Legislatif 2019 Hasnaeni menilai jika partai itu nasionalis, dan mayoritas kader serta pendukungnya adalah umat Islam yang juga banyak dari kalangan santri. “Kurang lebih seperti itu,” tandasnya.

(jpg/JPC)