25 radar bogor

Gelar Tiga Finalis Putri Indonesia Dicopot, Ini Penyebabnya

Ilustrasi Pemilihan Putri Indonesia.
Ilustrasi Pemilihan Putri Indonesia.

JAKARTA-RADAR BOGOR,Yayasan Puteri Indonesia (YPI) mengumumkan pencabutan gelar bagi tiga finalisnya untuk putaran tahun 2017.

Mereka adalah Ni Komang Sri Maya Dian sebagai Puteri Indonesia Nusa Tenggara Barat (NTB), Karina Nandia Saputri sebagai Puteri Indonesia DKI Jakarta I, dan Ratu Vasthi Annisa sebagai Puteri Indonesia Banten.

YPI mengumumkan keputusannya melalui akun Instagram pada Rabu (18/7/2018). Dalam wawancaranya dengan CNNIndonesia.com Kepala Departemen Komunikasi YPI Mega Angkasa juga mengamini kabar tersebut.

Kontes Puteri Indonesia merupakan ajang tahunan yang menyaring perempuan berbakat dan berpenampilan menarik. Pemenangnya akan menyandang status sebagai Puteri Indonesia, sedangkan beberapa finalis lainnya bakal mendapat gelar tertentu.

Adapun alasan pencabutan gelar karena ketiga puteri di atas melakukan pelanggaran kontrak kerjasama dengan mengikuti kompetisi sejenis. Padahal seharusnya kontrak ketiganya dengan YPI mengikat selama dua tahun.

Ratu diketahui mengikuti ajang Miss Earth 2018 dan berhasil menjadi pemenang. Karina yang juga menyandang predikat Puteri Indonesia Intelegensia 2017 mengikuti Miss Tourism Global Indonesia 2018 dan berhasil memenanginya pula. Sedangkan Ni Komang Sri mengikuti ajang Miss Grand Indonesia 2018 dan menjadi salah seorang finalis.

“Dari awal penandatanganan kontrak sudah disebutkan dan sudah pada tanda tangan. Tidak boleh ikut ajang beauty pageant sejenis di Indonesia maupun internasional,” papar Mega Angkasa.

Karena melanggar kontrak kerjasama, mereka juga kehilangan segala fasilitas dari YPI. Mereka pun tak diizinkan lagi untuk menggunakan atribut, penyebutan, serta pemanfaatan gelar yang berkaitan dengan kontes bentukan sejak 1992 itu–termasuk mencantumkannya dalam akun media sosial masing-masing.

Padahal, ketika memenangi gelar Puteri Indonesia Intelegensia, Karina mendapat hadiah berupa beasiswa untuk melanjutkan studi. Sebagai sanksi, YPI pun mencabut beasiswanya, tapi Karina tetap bisa melanjutkan masa belajar yang sedang berjalan.

Ditegaskan Mega Angkasa, YPI tak akan membawa kasus ini ke jalur hukum karena mereka bertiga telah mengakui kesalahannya dan menandatangani surat kesepakatan. Pihak YPI pun tetap akan membuka pintu pertemanan dan kekeluargaan bagi ketiganya.

Menurut Mega Angkasa, ketiganya tak memberi kabar apapun kepada YPI soal keikutsertaan mereka pada ajang serupa. Itu sebabnya Mega menyayangkan kejadian ini harus kembali dialami YPI.

Mega mengakui kelalaian YPI yang tidak mengumumkan hal tersebut kepada khalayak pada awal. Hal tersebut menjadi pertimbangannya untuk akhirnya membuat pemberitahuan melalui akun media sosial.

“Cuma kami tidak publish. Tapi karena tidak publish jadi terulang lagi. Maka tahun ini kami mengumumkannya,” jelas Mega.

Hal ini juga diakuinya akan menjadi bahan evaluasi bagi tim YPI dalam Pemilihan Puteri Indonesia berikutnya.

“Tiap tahun kita akan evaluasi baik dari segi kebijakan atau lainnya. Kita lihat kebijakan apa di PPI 2019,” tutup Mega seperti dikutip Wolipop.

Sementara di tempat lain, tujuh orang finalis Puteri Indonesia 2017 tengah menjalankan tugas. Ketujuhnya mendampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni saat melakukan sambutan pada malam pembukaan Penyalaan dan Pengarakan Obor Asian Games di Alun-alun Purwodadi, Grobogan, Selasa (17/7).

Setelah menggelar Pemilihan Puteri Indonesia 2018 pada 31 Maret, kini YPI juga telah kembali membuka pendaftaran bagi perempuan yang berminat untuk menjadi Puteri Indonesia 2019. (ysp)