25 radar bogor

Meira Anastasia Berbagi Upaya Bangkit dari Perundungan

 

Meira Anastasia (Instagram/meiranastasia)

MEIRA bisa dibilang sudah kenyang dengan berbagai bentuk komentar yang menyangkut penampilan sik. Istri komika Ernest Prakasa tersebut sering menerima ucapan ’’kok gendutan’’, ’’kulitnya gelap’’, ’’rambutnya kok pendek’’, dan lain sebagainya. Ada yang datang dari keluarga, teman, dan bahkan orang tidak dikenal.

Komentar-komentar itu diterima Meira sejak remaja. Ada yang sekadar mengingatkan, tetapi tidak sedikit yang mengejek.

’’Dulu kan masih ABG ya, jadi labil banget dan gampang down,’’ ungkap ibu dua anak tersebut saat ditemui di kawasan Kemang pada Mei lalu.

Situasi makin buruk ketika dia menikah dengan Ernest. Ditambah, tren lontaran komentar di media sosial mulai berkembang. Popularitas Ernest yang meroket membuat orang bertanya-tanya sutradara Cek Toko Sebelah itu sudah punya pasangan atau belum.

’’Apalagi kan muka dia baby face… haha,’’ kata Meira setelah menyesap kopi.

Suatu saat, Ernest mengunggah fotonya bersama sang istri ke media sosial. Respons netizen beragam. Tidak sedikit yang sedemikian nyinyirnya sampai membuat Meira dan Ernest kecewa.

’’Katanya, kok istrinya biasa aja ya,’’ ujarnya.

Beberapa komentar yang dilontarkan sangat pedas dan lagi-lagi menyorot penampilan fisik Meira.

’’Padahal, aku nggak kenal mereka dan nggak pernah sekali pun menyakiti mereka. Kenapa sih mereka jahat banget?’’ sebut alumnus Universitas Parahyangan Bandung tersebut.

Tidak hanya berhenti di kolom komentar, pendapat netizen masuk ke direct message (DM) Instagram. Yang lebih membuat Meira down, kebanyakan yang mengiriminya DM nyinyir adalah para fans Ernest. Dan, sesama perempuan.

Saking kesalnya, Meira menghapus komentar dan memblokir akun-akun yang suka mengomentari siknya. Meski begitu, kekesalannya tidak mereda.

’’Kita memang bisa blokir akun-akun itu, tapi nggak bisa cepat memblokir pikiran kita dari hal negatif,’’ tegas ibu Sky dan Snow tersebut.

Bagi perempuan kelahiran 29 April 1983 itu, komentar negatif lebih mudah meninggalkan efek daripada yang positif.

Pada momen-momen sulit tersebut, Ernest cukup aktif membela sang istri. Entah lewat komentar atau dengan unggahan Insta Story. Sosok Ernest yang menerima Meira apa adanya membuat Meira bangkit dari kesedihan dan rasa tidak pede.

Terlebih, Ernest menjadi korban perundungan lantaran beretnis Tionghoa. Bukannya marah, Ernest justru membalasnya dengan karya dan kreativitas. Meira makin bisa berdamai dengan diri sendiri berkat motivasi suaminya.

Respons Meira terhadap komentar nyinyir pun berubah. Dari yang awalnya langsung memblokir, kini Meira sering membalas komentar nyinyir dengan jawaban yang lebih bijak dan positif. Lewat media sosial, Meira mengampanyekan hidup sehat, self-love, dan anti-body shaming.

Pada Oktober 2017, Meira berniat menulis sebuah buku yang berkisah perjuangannya bangkit dari rasa tidak percaya diri. Niatnya itu disambut baik oleh sebuah penerbit yang memang kenal dengan Ernest dan Meira.

Buku tersebut tidak sekadar berisi pengalamannya. Meira tidak pelit memberikan tips-tips gaya hidup sehat yang juga sering dibagikannya di media sosial.

Ketika menulis, tantangan terbesar Meira adalah harus mengingat lagi momen-momen menyedihkan yang dialaminya. Demi memberikan motivasi bagi pembaca, Meira rela menuliskan kisah-kisah pahit yang dialaminya pada masa lalu.

Kini, setelah suk ses berdamai dengan diri sendiri, Meira tetap konsisten mengajak siapa pun di media sosialnya untuk lebih bisa menerima diri.

’’Semua kembali ke diri kita. Sejelek apa pun komentar, kalau kita udah sayang sama diri kita, semua bakal baik-baik aja,’’ tuturnya bijak.

Cara pandang itu dia ajarkan kepada dua buah hatinya. Agar mereka senan­tiasa menye­bar­kan aura positif. (len/c14/ nda)