25 radar bogor

Bogor tak Aman, Berlakukan Jam Malam

TEGAS: Wali Kota Bima Arya memegang dua senjata tajam yang dibawa para siswa yang terlibat tawuran di Mapolsek Tanahsareal, kemarin. (Nelvi/Radar Bogor)

BOGOR–RADAR BOGOR,Tawuran pelajar di Kota Bogor kian marak. Buntut tewasnya seorang pelajar SMA swasta Bogor, Raihan Febriansyah, kini mulai diberlakukan jam malam.

Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kota Bogor bahkan sepakat untuk membubarkan masyarakat yang berkumpul di tepian jalan di atas pukul 23.00 WIB.

Kemarin (16/7), Wali Kota Bogor, Bima Arya mendatangi Mapolresta Bogor Kota demi menindaklanjuti kasus yang terjadi pada Minggu (15/7) dini hari di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Tanahsaeral tersebut.

“Saya dan kapolres mengimbau warga Bogor, terutama anak-anak untuk tidak nongkrong atau kumpul-kumpul di atas jam 23.00. Kalau masih ngumpul di mana pun itu akan kami bubarkan,” tegasnya.

Hasil dari pertemuannya, ia mengungkapkan fakta bahwa peristiwa kriminal itu bukan satu-satunya yang terjadi di Kota Bogor. Pasalnya, ada puluhan kasus kekerasan pada malam hingga dini hari lainnya yang memang tidak terekspos oleh media massa.

“Ini satu dari sekian puluh peristiwa yang ada. Tapi ini menimbulkan korban. Pertemuan dua kelompok di jalan, kemudian ada kontak fisik di situ,” kata Bima.

Bukan hanya imbauan, Bima mengatakan bahwa Muspida Kota Bogor juga akan bergiliran memberikan pembinaan kepada siswa-siswi di masing-masing sekolah. Hal tersbut diyakininya efektif untuk mengantisipasi kejadian serupa di kemudian hari.

Di tempat yang sama, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Agah Sonjaya menyebutkan beberapa lokasi yang rawan digunakan sebagai tempat tawuran. Antara lain, sekitar Taman Heulang, Kecamatan Tanahsareal, BNR, Jalan Sholeh Iskandar, Bale Binarum, hingga Gang Aut, Kecamatan Bogor Tengah.

Para pelakunya memang kerap kali tidak terlebih dahulu niat untuk melakukan tawuran. Berawal dari tatap mata pun, menurut Agah, bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya perkelahian antara dua orang kelompok.

“Mereka mobile, jadi lewat ke mana saja. Kadang mereka tidak janjian. Sebetulnya mereka ini bisa saling menghindar,” kata Agah.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Ulung Sampurna Jaya tak menampik bahwa wilayahnya masih jauh dari kata aman.

Buktinya, di waktu yang bersamaan dengan kejadian pembacokan di Jalan Ahmad Yani, ada kejadian kekerasan di empat titik lainnya yang memang tidak menimbulkan korban.

“Karena ini kota, pertemuan masyarakat dari kabupaten, jadi bisa saja pertemuan antara kelompok dengan kelompok,” ucapnya.

Ia membeberkan, meski mengalami penurunan, angka tawuran pelajar selama dua tahun terakhir masih terbilang tinggi. Pada 2017, terjadi sebanyak 48 kasus tawuran pelajar, atau turun dari 2016 sebanyak 64 kasus.

”Dari jumlah itu, yang diproses hukum 1, meninggal dunia 0, luka berat 1, luka ringan 3,’’ ungkap Ulung.

Mengenai kasus tewasnya Raihan Ilham, Ulung mengung­kapkan, saat itu korban bersama 13 rekannya menaiki tujuh motor lalu dihadang kelompok lain.

“Tidak ada barang korban yang hilang, makanya kami tidak sebut begal. Menurut keterangan saksi, dari pihak korban ada tujuh motor dan 14 orang, dan diduga pelakunya ada tujuh orang,” tuturnya.

Saat ini petugas tengah menyelidiki kasus tersebut. Termasuk mengusut adanya miras dan pengunaan senjata tajam.(fik/don/d)