25 radar bogor

Aturan Antar Anak tak Baku

TAKUT: Salah satu siswa SDN Layung Sari 2 menangis tak mau ditinggalkan orang tuanya, kemarin.

BOGOR–RADAR BOGOR,Masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) tingkat SMP dan SMA, berjalan normal. Hampir semua peserta didik baru sangat mandiri masuk ke sekolah masing-masing dengan berbagai atribut lengkap.

Namun, pemandangan berbeda terlihat di MPLS anak-anak tingkat sekolah dasar. Seperti yang terlihat di SDN Layung Sari 2. Dalam MPLS hari pertama (16/7), ratusan anak baru yang masih menggunakan baju bebas tersebut memiliki beragam ekspresi.

Banyak yang ceria menemukan teman dan lingkungan baru. Tak sedikit yang memilih diam dan malu-malu, juga ada anak yang menangis memeluk ibunya hingga ke halaman sekolah.

Kejadian ini menjadi lumrah tiap tahun ajaran baru. Sejumlah orang tua ikut masuk sampai ke kelas anak-anaknya untuk mendampingi.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bogor, Jana Sujana mengungkapkan, di tingkat sekolah dasar, pemandangan orang tua yang mengantar anaknya sampai kelas karena menangis dan takut sudah sangat lumrah.

“Tentunya adaptasi anak-anak usia 6 tahun belum sedewasa anak-anak SMP dan SMA dengan berbagai pengalaman dan kemandirian yang sudah terbentuk di usia mereka,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Jana mengatakan, aturan mengantar anak di hari-hari pertama tidak baku. Artinya, sesuai dengan aturan pemerintah yang berlaku, setiap orang tua wajib mengan­tarkan anak-anaknya di hari pertama mereka bersekolah, khususnya anak SD.

Selain memberikan perhatian, komunikasi, dan perkenalan orang tua dengan lingkungan sekolah, yaitu guru dan walikelas menjadi tujuan utama. “Sebenarnya paling penting yaitu adanya perkenalan, komunikasi orang tua dengan guru,” beber Jana.

Dari situ terbentuk rasa empati antara masing-masing pihak. Selebihnya, kata Jana, aturan orang tua dampingi anak karena menangis dan sebagainya itu sangat diperbolehkan.

“Awal-awal, ya, boleh saja, tidak masalah,” tandasnya.(ran)