25 radar bogor

Kemeriahan Final OMSI di IPB

NELVI/RADAR BOGOR SERIUS: Siswa dari berbagai sekolah di Indonesia mengikuti Olimpiade Sains dan Matematika di Audiotorium Toyib Hadiwijaya kampus IPB Dramaga, Minggu (15/7).
NELVI/RADAR BOGOR
SERIUS: Siswa dari berbagai sekolah di Indonesia mengikuti Olimpiade Sains dan Matematika di Audiotorium Toyib Hadiwijaya kampus IPB Dramaga, Minggu (15/7).

Final Olimpiade Matematika dan Sains Indonesia (OMSI) ke-3 diikuti 476 pelajar dari berbagai provinsi se-Indonesia. Dengan semangat, mereka mengikuti semua tahapan yang disiapkan panitia.

Laporan: Rani Puspitasari

Sejak Minggu (15/7) pagi, para peserta sudah berkumpul di Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga. Mereka adalah para pelajar yang masih duduk di kelas 5-6 SD.

Dengan mengenakan seragam khas sekolah masing-masing, para siswa serius mengisi semua soal yang sudah disediakan.

Kepala bagian lomba Klinik Pendidikan MIPA (KPM), Mochammad Fachri mengatakan, kegiatan ini untuk menjaring pelajar berbakat di bidang matematika dan IPA.

Ratusan peserta ini di antaranya berasal dari Jawa, Riau, Nusa Tenggara Barat, Kalimatan Timur, Sulawesi Tengah, Sumatera Selatan.

Hal yang berbeda dari OMSI tahun sebelumnya adalah dari materi tes yang disediakan.

“Kami memasukkan materi higher order thinking skill (Hots) yang sedang ramai saat ini, yaitu soal-soal yang bernalar, yang tentunya kategorinya soal-soal olimpiade. Ada sebagian sudah kami ubah juga soal-soal tahun lalu,” ungkapnya kepada Radar Bogor.

Selama dua jam lebih, para peserta mengerjakan 20 soal matematika dan 20 soal IPA dengan soal pilihan ganda, isian dan juga essay. Nantinya, hasil dari ke-40 soal tersebut menentukan mereka akan mewakili Indonesia di Olimpiade Matematika dan Sains Internasional (IMSO) di Tiongkok.

Dari hasil final tersebut, Fachri menjelaskan bahwa mereka akan mengambil 12 pemenang terbaik yang akan mengikuti olimpiade tingkat internasional September mendatang.

“Kami mengambil 12 karena kuotanya tiap negara 12 orang, dari matematika 6 anak, dari IPA 6 anak,” kata Fachri.

Tentunya, kata dia, ke-12 anak mengikuti pembinaan dan karantina terlebih dahulu yang dilakukan KPM sebelum maju ke olimpiade internasional (IMSO). Pembekalan meliputi latihan-latihan soal masing-masing bidang, sedangkan karantina pun masih membahas berbagai soal dan melatihnya kembali, juga ada latihan mental bagi anak.

“Target kami dari tahun ke tahun selalu harus membawa emas, dan bersyukur tiap tahun ada emas yang anak-anak bawa. Tahun ini pun sama. Tapi, terlepas dari itu, kami ingin mental mereka harus baik dan kuat, apa pun hasilnya,” cetusnya.

Sementara menunggu anak-anaknya mengikuti lomba, para orang tua pun mengikuti seminar ”Melejitkan Potensi Anak Melalui Cara Berpikir Suprarasional” di gedung yang sama.(c)