25 radar bogor

Jokowi Bocorkan Cawapres

JELANG PILPRES: Baliho Joko Widodo (Jokowi) dan Airlangga Hartanto terpasang di ruas jalan ibu kota. Nama Airlangga digadang-gadang menjadi salah satu kandidat cawapres Jokowi.
JELANG PILPRES: Baliho Joko Widodo (Jokowi) dan Airlangga Hartanto terpasang di ruas jalan ibu kota. Nama Airlangga digadang-gadang menjadi salah satu kandidat cawapres Jokowi.

JAKARTA–Pelan-pelan Presiden Joko Widodo mem­bocorkan isi kantongnya yang beberapa hari ini menjadi perhatian publik. Isi kantong Jokowi adalah nama-nama calon wakil presiden yang akan mendampinginya pada Pilpres 2019. Kalau sebelum­nya tak pernah menyebut nama, kali ini Jokowi mengeja satu nama.

”Nama itu sudah ada di saku saya, sudah ada di saku saya. Saya harus ngomong apa adanya, salah satu nama itu adalah Pak Muhaimin Iskan­dar,” kata Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Palembang kemarin (14/7).

Hanya, Jokowi tidak me­nyebutkan siapa nama lain yang ada di kantongnya. Namun, dia menyebutkan bukan hanya ketua umum DPP PKB yang berpeluang. ”Dua hari yang lalu, sudah saya sampaikan ada lima. Dah ya sudah,” imbuhnya.

Per­nyataan Jokowi tersebut disampaikan tidak lama setelah PKB mendeklarasikan dukungan politik. Cak Imin –sapaan Muhaimin Iskandar– yang mendampingi Jokowi meninjau venue Asian Games di Palembang secara menge­jutkan menyampaikan duku­ngannya kepada Jokowi dalam ajang Pilpres 2019.

Meski sudah membentuk banyak posko Join (Jokowi-Cak Imin) di berbagai daerah, kemarin merupakan deklarasi resmi dukungan PKB kepada Jokowi. Dengan demikian, PKB menjadi partai kesembilan yang mendukung Jokowi dalam pilpres. Sebelumnya dukungan disampaikan PDIP, Golkar, Hanura, PPP, Nasdem, PKPI, Perindo, dan PSI.

Terkait posisi cawapres Jokowi, Cak Imin menyerah­kan sepenuhnya kepada kesepa­katan di internal partai koalisi. Namun, pria yang dinobatkan sebagai panglima santri itu optimistis namanya paling dipertim­bangkan Jokowi.

Pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernan­des memprediksi, Jokowi dan PDIP sengaja menutup rapat dan mengulur waktu dalam menetapkan cawapres. Itu dilakukan agar saat diumum­kan nanti memiliki efek kejut.

”Supaya penantang tidak punya waktu yang banyak untuk merespons atau menyiapkan strategi cadangan. Dugaan saya akan dibuka menit terakhir,” ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, cara tersebut dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap soliditas di internal koalisi. Jika cawapres Jokowi ditetapkan sekarang, potensi manuver yang dilakukan satu dua partai masih mungkin terjadi. Khususnya bagi partai yang kecewa.(jp)