25 radar bogor

PDAM Keruk Intake Cipon

BOGOR–RADAR BOGOR, Banyaknya keluhan air mati, ternyata imbas dari pengerukan yang dilakukan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor di Intake Ciherang Pondok (Cipon). PDAM melakukan pengurasan Sungai Cisadane, akibat sedimentasi di sekitar Dam Intake Cipon sejak Senin (9/7).

Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor Syaban Maulana melalui Sekre­taris Perusahaan Rinda Lilianti men­jelaskan, pengurasan lum­pur merupakan mainte­nance instalasi guna memaksi­malkan pelayanan air yang mum­puni kepada masyarakat.

“Pengurasan sudah dijad­walkan agar kualitas air dapat terjaga sesuai standar, karena keluhan kerap muncul dari pelanggan, yang menda­patkan air keruh di rumah mereka,” kata Rinda, Selasa (10/7).

Rinda menambahkan, pembers­ihan endapan lumpur yang terbawa banjir Sungai Cisadane ini harus dilakukan karena menurunkan debit air baku yang mengalir ke IPA Dekeng dan Cipaku hingga 100 liter per detik (l/det).

“Jadi, saat banjir Sungai Cisa­dane, lumpurnya masuk ke dua unit bak presed Intake Cipon. Lama-lama menumpuk dan mengurangi debit air baku ke (IPA) Dekeng kondisi normal 1.600 l/det jadi 1.500 l/det. Lum­pur itu harus segera diber­sihkan karena kalau dibiarkan lama-lama akan menyumbat pipa transmisi air baku ke Dekeng,” ujar mantan Kepala Bagian Produksi PDAM Kota Bogor itu.

Teknisnya, lanjut dia, operator Intake Cipon akan member­sihkan lumpur dengan mesin khu­sus dengan mendorong mate­rial ke IPA Dekeng melalui jalur pipa transmisi air baku.

“Lumpur itu akan dibuang mela­lui skur yang dibuka petu­gas bagian Transmisi dan Distribusi. Jadi, diharapkan lumpurnya tidak sampai ke Dekeng,” jelas Rinda.

Kepala Sub Bagian Humas dan Sosial PDAM Kota Bogor R. Poppi Rustanti menambah­kan, pengurasan lumpur ini merupakan kegiatan rutin saat terjadi pengendapan tinggi di bak prasedimentasi Intake Cipon. ”Pengerukan ini meru­pa­kan program untuk pemeli­har­aan Intake Cipon.

Tujuannya untuk menjaga kualitas, kuantitas, dan konti­nuitas pelayanan,” ujar mantan kepala Sub Bagian Litbang Investasi dan kepala Sub Bagian Hubungan Lang­ganan itu.

Menurut Poppi, pengurasan tersebut diupayakan tidak mengganggu distribusi air bersih. Namun, pelanggan di zona 3 dan 4 diminta tetap me­nam­pung air untuk meng­antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami upayakan (tidak terjadi gangguan), karena optimalisasi IPA Dekeng sudah rampung. Tapi, pelanggan kami imbau tetap menampung air untuk antisipasi level Reservoir Pajajaran, Cipaku dan Merdeka rendah,” kata Poppi.

Adapun gangguan pengaliran di wilayah  4 RW, RW 7,11,12 Ciwaringin Bogor Tengah dan RW 1  Kedungjaya Tanahsareal diakibatkan level Reservoir Merdeka tidak mampu menca­pai tinggi maksimum, sehingga tidak dapat mencukupi kebutuhan air pelanggan di wilayah tersebut secara 24 jam.

”Tidak maksimumnya level Reservoir Merdeka ini seperti halnya sebuah efek domino. Seperti yang kami jelaskan sebelumnya melalui hak jawab Mimbar Bebas Radar Bogor,” jelasnya.

Sebelumnya, keluhan air mati tidak hanya dari warga Taman Muara.  Puluhan warga di tiga RW dari Kelurahan Ciwaringin dan satu RW di Kelurahan KedungJaya pun mengeluhkan hal sama. Sejak puasa, air sulit mengalir ke rumah mereka. Keluhan tersebut, disampaikan Ketua RW 12 Kelurahan Ciwari­ngin, Nur Ahmad.

”Lama, sejak bulan puasa sering mati. Ada empat RW, RW 7, 11, dan 12 di Kelurahan Ciwaringin dan RW 1 di Kelurahan Kedungjaya. Karena berdekatan maka­nya kami tahu,” jelasnya kepada Radar Bogor.

Menurut Ahmad, matinya air memang bukan mati total. Melainkan, mati pada jam-jam di mana air sangat dibutuhkan. Seperti jam mau berangkat kerja atau pagi hari. Juga jam tiga sore sampai jam delapan malam.

”Kami sudah sering mela­porkan hal ini ke PDAM Tirta Pakuan. Tapi tanggapannya ya begitu, debit air baku kesulitan katanya,” ungkap Ahmad.(ran/c)