CIBINONG–RADAR BOGOR, Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bogor 2014-2018 meningkat 70 hingga 75 persen. Dari Rp900 miliar pada 2014, kini melesat di 2018 menjadi Rp1,56 triliun.
Bupati Bogor Nurhayanti mengatakan, meski meningkat, masih banyak yang perlu digali Bappenda Kabupaten Bogor. Menurut Yanti, jika semua potensi tergali maksimal, pendapatan daerah diperkirakan bisa mencapai Rp3 triliun dalam setahun.
“Terpenting, PAD Kabupaten Bogor punya andil besar dalam total APBD kita, sekitar 36 persen. Di daerah paling cuma 8-10 persen. Kalau kita minim itu 20 persen,” kata Nurhayanti usai rapat terbatas di kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda), kemarin (9/7).
Karenanya, dia meminta evaluasi terus dilakukan Bappenda. Terutama dalam membangun kesadaran masyarakat membayar pajak dan didorong oleh peningkatan kualitas pelayanan dan SDM Bappenda.
“Evaluasi tentang wajib pajak melalui intens dan ekstens. Peningkatan kemampuan para petugas, bintek dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bappenda Dedi A Bahtiar mengungkapkan, beberapa potensi yang masih belum tergali di antaranya data pajak bumi dan bangunan (PBB) yang belum disesuaikan serta pajak vila yang belum semuanya tertagih.
“Kalau bertahap digali terus, pada 2020-2021 pajak daerah bisa di Rp3 triliun. Kalau PAD bisa paling top di kisaran Rp2 triliun,” kata dia.
Permasalahan lain yang dialami Bappenda, antara lain, belum optimalnya penegakan sanksi terhadap pelanggaran ketentuan perpajakan daerah, hingga belum akuratnya data potensi daerah.
“Jadi, beberapa langkah strategis yang kita ambil dengan melakukan pendataan pemutakhiran data objek dan subjek pajak hingga berkoordinasi daerah lain mengenai penyusunan produk hukumnya,” ujar dia.
Khusus untuk semester pertama 2018, pajak daerah telah terealisasi Rp764,8 miliar atau 48,72% dari target hingga akhir tahun Rp1,56 triliun. Menurut Dedi, sumbangan paling besar berasal dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) Rp238,6 miliar atau terealisasi 52,44% dari target Rp455 miliar. (wil/c)