25 radar bogor

Andalkan Tanaman Obat kalau Sakit

JALAN TANAH: Untuk sampai ke Kampung Babakan Banten harus dengan jalan kaki. Kampung ini tidak bisa diakses oleh kendaraan.
JALAN TANAH: Untuk sampai ke Kampung Babakan Banten harus dengan jalan kaki. Kampung ini tidak bisa diakses oleh kendaraan.

SUKAMAKMUR–Hidup di tengah hutan jelas serba terbatas. Begitu pun saat Hendrik beserta keluarganya sakit. Jarak yang jauh, serta medan jalan yang tak mudah, membuat ia menga­­dalkan tanaman di hutan untuk pengobatan. Selama 24 tahun tinggal di dalam hutan Pakuan, tak pernah ia dan keluarganya merasakan sentuhan pengobatan medis modern.

“Belum pernah ke dokter. Kalau sakit, ya, nyari akar-akar di hutan, direbus lalu diminum,” katanya kepada Radar Bogor.

Menurutnya, hutan Pakuan sudah menyediakan obat-obatan yang ia dan keluarga butuhkan saat sakit. Berbagai tumbuhan obat tumbuh subur di sekeliling gubuk Hendrik. “Termasuk, saya juga bikin minyak sereh untuk pegal-pegal. Jadi, semua tanaman obat ada di sini,” katanya.

Begitu pun dengan kelahiran cucunya, Arafah Safitri yang kini berusia 13 bulan. Rusmini (23), menantu Hendrik, melahirkan di tengah hutan dibantu oleh Neneng (46) sang istri. “Masih ingat, saat itu jelang subuh. Dibantu istri saya,” tukasnya.

Sementara itu, Rusmini mengaku, saat itu posisi sang suami Asep Supandi (25) sedang menjual hasil kebun dan belum pulang. “Tapi alhamdulilah selamat,” tuturnya.

Rusmini yang baru tiga tahun ikut sang suami, mengaku sudah betah dan nyaman tinggal di tengah hutan. “Awal-awal, ya takut. Tapi sekarang malah betah,” ujarnya.(all/c)