25 radar bogor

Pemkab Keluhkan Bantuan DKI Jakarta

Pemkab Bogor (dok.Radar Bogor)
Pemkab Bogor (dok.Radar Bogor)

CIBINONG–RADAR BOGOR,Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor kembali mendapat kucuran bantuan provinsi (banprov) dari DKI Jakarta sebesar Rp11 miliar, untuk tahun anggaran 2018.

Meski demikian, dana tersebut terhitung minim bagi program-program krusial, terutama dalam membenahi hulu Sungai Ciliwung sebagai upaya penanganan banjir.

“Namanya juga dikasih. Kalau dibilang cukup, ya tidak cukup. Karena program kami juga banyak untuk membenahi kantong-kantong air di hulu,” ujar Kepala Bappedalitbang Kabupaten Bogor, Syarifah Sofiah kepada Radar Bogor, Jumat (6/7).

Di sisi lain, Pemkab Bogor masih bersyukur karena bantuan yang diberikan tepat waktu. Tidak seperti beberapa tahun sebelumnya saat pemkab mendapat kucuran banprov hingga Rp60 miliar namun tak terpakai karena baru diterima jelang akhir tahun anggaran.

Dengan anggaran yang ada saat ini, kata dia, nantinya bakal digunakan membeli dump truck (truk sampah), memasang jaring sampah apung di Sungai Ciliwung, dan bantuan rumah potong hewan (RPH).

“RPH juga dapat karena menjadi pemasok daging untuk DKI. Dari dana itu juga dipakai untuk RSUD Ciawi. Kalau untuk jaring apung, kebetulan memang DKI responsnya cukup baik,” kata Syarifah.

Menurut dia, banjir Jakarta tidak bisa dilepaskan dari tersumbatnya DAS Ciliwung dan Cisadane akibat material sampah. Maka untuk menang­gulanginya, Pemkab Bogor memiliki jaring apung di dua aliran sungai itu.

“Ada 13 titik jaring apung yang akan membuat sampah bisa dikumpulkan. Kemudian, diangkut pakai truk yang dibeli menggunakan banprov DKI,” kata Ifah, sapaannya.
Sementara itu, pada 2015 lalu, Bupati Bogor Nurhayanti sempat diberi harapan palsu oleh Pemprov DKI.

Saat itu, Pemkab Bogor dijanjikan akan mendapat dana hibah Rp67,4 miliar untuk menormalisasi 23 situ yang memiliki aliran air langsung ke Jakarta.

“Tapi cairnya baru saat tri­wulan empat. Jadi sulit untuk menyerapnya. Jika seperti itu, lebih baik tidak diberikan. Karena tidak akan bisa terserap maksimal anggarannya,” kata Yanti, sapaannya.

Lebih lanjut Yanti men­jelaskan, dana bantuan Rp67,4 miliar dari APBD DKI itu di­gunakan untuk membiayai 11 kegiatan. Antara lain, pembuatan bioretensi di DAS Ciliwung dan Angke sebesar Rp2,5 miliar dan pembuatan biopori di DAS Ciliwung dan Angke Rp1 miliar.

Selanjutnya penanaman pohon di DAS Ciliwung dan Angke sebesar Rp750 juta, diikuti pembebasan lahan untuk sodetan Situ Cikaret dan Situ Kabantenan Rp36,5 miliar, serta pengadaan dua unit ekskavator dan dua unit supporting bem/pontton sebesar Rp6 miliar.

Pemkab juga memiliki ren­cana aksi penanganan Puncak, te­rutama pada DAS Ciliwung dan Cisadane. Salah satunya pem­buatan 87 ribu kolam retensi di hulu Ciliwung. Selain pem­bua­tan kolam retensi, beberapa langkah yang diambil antara lain membuat 28.278 unit sumur resapan, 40 unit dam pengendali, 125 unit pengendali jurang, dan 268 dam penahan air.(wil/c)