25 radar bogor

Penataan Suryakencana Tunggu Relokasi Pedagang

Kawasan Suryakencana (dok.Radar Bogor)

BOGOR-RADAR BOGOR,Pemkot Bogor berencana mempercantik kawasan Suryakencana Kecamatan Bogor Tengah. Kawasan tersebut akan disulap layaknya Jalan Braga di Kota Bandung Jawa Barat. Namun, rencana itu tak lantas bisa dilaksanakan tahun ini. Penataan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan tersebut membuat Pemkot Bogor harus menundanya hingga tahun depan.

Wali Kota Bogor Bima Arya menjelaskan bahwa semula kawasan Suryakencana akan dipercantik tahun ini. Salah satunya adalah pengaspalan. Namun, perbaikan itu ditunda karena setiap malam di kawasan tersebut masih dipenuhi PKL.

“Kalau aspalnya diperbaiki tapi PKL belum selesai, PKL belum dimasukin, percuma juga,” jelasnya kepada Radar Bogor, akhir pekan lalu.

Untuk itu, ia sepakat untuk menunggu tahun depan ketika konsepnya sudah siap semua. Bima meminta, konsep penataan Suryakencana tidak hanya diketahui kalangan pemerintah, tapi juga merata ke pedagang. Sehingga pemkot tak kesulitan dalam melakukan sosialisasi perihal relokasi pedagang.

“Sudah tahu dulu skenarionya masuk ke mana saja. Ketika sudah masuk semua, baru kita aspal. Saya pastikan drainasenya rapi, pedestriannya juga,” terangnya.

Titik yang akan dipercantik, antara lain, mulai Lawang Suryakencana hingga persimpangan Gang Aut. Meniru konsep Korea, Bima berencana menyiapkan kios-kios kecil agar perekonomian di sekitar Suryakencana tetap bisa hidup.

“Kalau di Korea dibuatkan kios-kios kecil, akan seperti itu nantinya. Kemarin saya ke Pedati, itu nanti bisa jadi pasar buah, pasar sayur yang rapi,” kata Bima.

Ia mengaku siap mengomandoi untuk koordinasi lintas instansi di bawahnya. Dalam waktu dekat, politisi PAN ini akan meminta data-data pedagang pada Perusahaan Daerah Pasar Pakuan Jaya (PD-PPJ).

“Jadi, saya minta didata dulu mana yang udah lama, mana yang bisa dibuatkan kios-kios kecil. PD Pasar, PUPR, Bappeda mana yang akan dibangun, mana yang akan dimasukin,” paparnya.(fik/c)

Penataan wilayah Suryakencana ini akan sama halnya saat ia menata kawasan seputar Kebun Raya Bogor (KRB) dan Lawang Salapan di dekat Tugu Kujang. Menurutnya, semua akan menjadi cantik sesuai waktunya masing-masing.

“Karena kan waktu itu bicara timing. Lawang Salapan dari Kota Pusaka, yang pedestrian dari PUPR. Karena kalau dua ini tidak sinkron bisa bertabrakan. Sama juga ketika Otista dilebarin kalau pedagangnya belum bergeser percuma,” tukasnya.(fik/c)