25 radar bogor

Jangan Takut Bicara

BELAJAR: Peserta dan narasumber seminar Public Speaking Radar Bogor Institute foto bersama narasumber.

BOGOR–RADAR BOGOR,”Mati aku.” Kata-kata itu sering terlontar saat mendadak disuruh tampil ke depan. Betul? Ternyata, penelitian di Amerika Serikat pun membuktikan, orang lebih takut bicara daripada mati.

“Bahkan, 41 persen responden lebih takut bicara dibanding kematian,” kata Public Speaker Muhammad Moulya Yamada di hadapan peserta Training Public Speaking di Graha Pena, Sabtu (30/6) lalu.

Padahal, katanya, bicara itu penting untuk menyampaikan informasi, menularkan ilmu atau bahkan membawa perubahan. “Orasi saja bisa menjatuhkan penguasa,” kata Moulya yang aktif diundang sebagai MC di berbagai event ini.

Ia menyebutkan satu ungkapan, diam itu emas, tapi berbicara yang baik dan bermanfaat adalah berlian. Sehingga, setiap orang seharusnya bisa memberikan manfaat bagi orang di sekitarnya dengan tata cara berbicara yang baik.

“Bayangkan jika kita bisa mendamaikan kekacauan, menyelesaikan persoalan di antara keluarga, hanya melalui kata-kata yang baik,” tuturnya.

Diputarkanlah potongan film tentang dampak bicara yang baik dibanding yang buruk. Lalu peserta pun diajak mencari strong why, alasan terkuat mengapa harus belajar bicara. “Bukan sekadar mengatasi rasa gugup, bukan untuk menambah percaya diri, tapi kita belajar bicara agar membawa manfaat untuk orang lain,” tegasnya.

Selain dibekali teori-teori tentang public speaking, nara-sumber juga memberi contoh langsung. Moulya mengajari para peserta cara berjalan ketika dipanggil menuju podium, cara menyapa audiens, cara berdiri, hingga teknik memegang mik yang benar. Bahkan, masing-masing peserta diberi kesempatan berbicara.

Peserta, Yulaikha Fatma, yang sudah tiga kali ikut kegiatan Radar Bogor Institute ini, tak lupa memberikan testimoni.

“Saya berkecimpung di bidang sosial, harus bisa bicara untuk menyenangkan anak-anak yang kurang beruntung,” katanya. “Workshop ini menjadi wadah saya untuk belajar memadukan dunia buku anak dengan dunia ‘berbicara’. Ingin suatu saat juga bisa jadi storyteller yang baik,” kesan El Fitrianty, peserta yang juga penulis buku ini.

Sementara Ikhsan, mahasiswa UPM Kuala Lumpur yang sedang berlibur dan mengikuti kegiatan ini menyatakan, senang bisa belajar public speaking.

“Saya ingin bisa presentasi dengan baik, sebab setiap mata kuliah ada presentasi,” tuturnya.(ami)