25 radar bogor

Bintangnya Para Bintang

TETAP MEMESONA: Aksi legenda Argentina Diego Armando Maradona saat menyaksikan tim Tango bermain melawan Prancis di babak 16 besar Piala Dunia di Kazan Arena, Sabtu (30/6) lalu. Duduk di sebelah kanan adalah tunangannya Rocio Oliva, mantan penyerang Brasil Ronaldo (kiri) dan mantan pemain Prancis Mikael Silvestre (paling kiri).

Saya seolah “berjodoh” dengan Argentina. Dari sepuluh pertandingan Piala Dunia 2018 yang sudah saya liput, tiga di antaranya melibatkan Argentina. Yakni, dua laga penyisihan grup melawan Islandia dan Kroasia, serta babak 16 besar melawan Prancis.

Nonton langsung pertandingan Argentina memang asyik. Banyak pemainnya yang terkenal. Selain itu, pendukungnya seru. Fans Argentina selalu mendominasi stadion. Dandanannya lucu-lucu, nyanyian dan sorakannya kencang serta heboh.

Sayang, hasil tidak menggembirakan bagi Tango, julukan timnas Argentina. Dari tiga pertandingan yang saya tonton itu, mereka tidak pernah menang. Seri, kalah, dan kalah. Lionel Messi dkk pun harus pulang lebih awal dari Rusia.

Ada sosok istimewa yang selalu hadir pada tiga pertandingan itu. Dia adalah Diego Armando Maradona. Legenda hidup sepak bola Argentina. Kapten Tango saat menjadi juara Piala Dunia 1986 di Meksiko sekaligus pencetak Gol Tangan Tuhan ke gawang Inggris yang terus menjadi kontroversi hingga kini (untung saat itu belum ada VAR!).

Maradona juga menjadi saksi ketika Argentina mengalahkan Nigeria. Seperti yang ramai diberitakan, saat itu dia sampai harus mendapatkan perawatan medis karena larut dalam euforia lolosnya Argentina ke babak 16 besar. Terlalu heboh sorak-soraknya.

Ada yang bilang Maradona menenggak semua jenis minuman beralkohol yang disediakan di ruang VIP pada malam itu. Apakah dia juga mengisap cerutu seperti saat menyaksikan laga melawan Islandia di Stadion Spartak, Moskow? Entahlah.

Yang jelas, setelah itu dokter menyarankan Maradona mengurangi aktivitas yang berlebihan. Boleh nonton lagi, tapi hanya satu babak. Begitu turun minum, pria 57
tahun itu harus istirahat. Tapi, apalah arti saran dokter itu untuk Maradona. Tentu dia mengabaikannya.

Nah, saat hadir di Stadion Kazan Arena pada laga melawan Prancis, Maradona tidak sendiri. Didampingi dokter? Jelas tidak! Maradona duduk di tribun VIP didampingi seorang perempuan ber-jersey Argentina. Dia adalah Rocio Oliva.

Oliva dikenal sebagai mantan pesepak bola profesional di beberapa klub besar Argentina. Usianya 27 tahun. Terpaut 30 tahun dari Maradona. Keduanya berkenalan pada 2012. Lalu dua tahun kemudian mereka bertunangan dalam sebuah acara privat di Roma, Italia.

Kabarnya, Maradona mengirimkan pesan suara kepada Oliva untuk datang ke Rusia. Maradona ingin membuktikan bahwa dia sehat. Tidak seperti yang dikatakan dokter.

Maka, kemunculan Maradona di Kazan Arena pun langsung menciptakan kehebohan. Dia tiba beberapa saat sebelum pemain Argentina dan Prancis memasuki lapangan.
Kamera fotografer langsung menyasar mantan superstar Barcelona dan Napoli itu.

Penonton umum yang duduk di dekat tribun VIP seperti mendapatkan berkah. Mereka berebut mengabadikan sang legenda. Maradona tahu benar cara menyenangkan penggemarnya. Dia sangat sadar kamera. Begitu tahu banyak kamera televisi dan fotografer menyorotnya, dia langsung pasang aksi. Pria yang menangani Tango di
Piala Dunia 2010 itu melambaikan tangan ke arah penonton.

Ketika pertandingan dimulai, pesona Maradona terus memancar kuat. Beragam ekspresinya terekam kamera. Sejumlah penonton tidak lelah memburu gambar sang megabintang. Alhasil, penitia harus menambah petugas keamanan di sekeliling tribun VIP. (ainur rohman)