25 radar bogor

32.412 Pelamar tak Lolos ke IPB

Ilustrasi Formasi IPB
KREATIF: Koreografi mahasiswa baru IPB beberapa waktu lalu (dok.Radar Bogor)

BOGOR–RADAR BOGOR,Panitia seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2018 secara resmi telah mengumumkan kelulusan kemarin (3/7). Hasilnya tidak jauh dari yang diprediksi sebelumnya. Sebanyak 165.831 peserta dinyatakan lulus SBMPTN. Universitas Tadulako, Palu, menjadi kampus dengan tingkat kelulusan terbanyak mencapai 5.622 peserta.

Kampus dengan kelulusan terbanyak berikutnya adalah Universitas Brawijaya Malang dengan jumlah 4.838 peserta. Disusul Universitas Padjadjaran Bandung (4.556), Univeritas Nusa Cendana (4.190), Uni­versitas Indonesia (3.809), dan Univeritas Haluoleo (3.804).

Daya tampung SBMPTN tahun ini lebih besar dibandingkan tahun lalu. Dia mengatakan, tahun lalu jumlah peserta yang lulus seleksi berbasis ujian tulis itu mencapai 128.085 orang. Sementara pada periode SBMPTN 2016 jumlah peserta yang dinyatakan lulus ada 98.296 orang.

Institut Pertanian Bogor (IPB) hanya menerima 1.305 mahasiswa baru program sarjana jalur SBMPTN. Jumlah ini merupakan hasil seleksi dari 33.717 pelamar IPB atau 32.412 pelamar tak lolos.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB Drajat Martianto mengatakan, yang memilih IPB sebagai pilihan pertama ada 16.179 siswa dan 14.365 siswa yang memilih IPB di pilihan kedua, serta 11.493 siswa di pilihan ketiga. Jumlah pelamar ini menempatkan IPB pada 10 top perguruan tinggi dengan jumlah pelamar
SBMPTN tertinggi bidang saintek.

“Pelamar yang lolos seleksi diharapkan bisa segera mengakses laman www.admisi.ipb.ac.id untuk melakukan konfirmasi dan segera melengkapi beberapa dokumen. Konfirmasi atau penyampaian dokumen ini paling lambat 13 Juli 2018,” kata Drajat kepada Radar Bogor, Selasa (3/7).

Ia berharap calon mahasiswa baru IPB melampirkan data penghasilan orang tua secara benar dan jujur agar tidak terjadi masalah dalam penetapan besaran uang kuliah tunggal (UKT)-nya.

Menurutnya, tingkat keketatan seleksi pada tiap program studi untuk jalur SBMPTN ke IPB sangat tinggi. Berkisar antara 1,05% hingga 9,21% dengan rataan sebesar 3,64%.

Untuk jalur SBMPTN, program studi yang paling diminati adalah program studi ilmu gizi, agribisnis, ilmu komputer, manajemen, teknik sipil dan lingkungan, teknologi pangan, agronomi dan hortikultura, komunikasi dan pengembangan masyarakat, teknologi industri pertanian, dan aktuaria.

Sebaran pelamar masuk IPB melalui jalur SBMPTN adalah dari Aceh hingga Papua. Berda­sarkan data calon mahasiswa IPB tersebut, terbanyak berasal dari provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Banten.

Drajat menambahkan, registrasi ulang calon mahasiswa baru tahun akademik 2018/2019 dari jalur SBMPTN ini akan dilaksanakan pada 7–8 Agustus 2018 berbarengan dengan calon mahasiswa baru IPB yang masuk melalui jalur ujian talenta masuk IPB (UTM), beasiswa utusan daerah (BUD), prestasi internasional dan nasional (PIN), jalur hafizh, serta jalur ketua OSIS.

Untuk jalur UTM yang ujian seleksinya akan dilaksanakan pada 14 Juli 2018, Drajat berpesan agar peserta UTM mengecek lokasi ujian satu hari sebelumnya. Lokasi ujian digelar di Bogor, yakni di kampus IPB Baranangsiang, kampus IPB Cilibende, Sekolah Bisnis, dan SMA-SMA di sekitar Jalan Pajajaran Bogor. “Peserta harus
datang tepat waktu dan melaksanakan ujian dengan baik. Pengumuman UTM insyaallah 21 Juli 2018,” tuturnya. (ran/jp)

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan, pelamar yang belum lulus jangan kecil hati. Sebab, masih ada kampus negeri yang membuka seleksi jalur mandiri. Selain itu, Nasir mengatakan, di seluruh Indonesia jumlah perguruan tinggi mencapai 4.579 unit. Sehingga peluang untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi masih terbuka luas.

Dia berpesan supaya masyarakat selektif jika nanti menjatuhkan pilihan masuk ke kampus swasta. Nasir mengingatkan supaya masyarakat mengecek status kampus terlebih dahulu di pangkalan data Kemenristekdikti. Apakah sebuah kampus berstatus aktif atau sedang dalam pembinaan.

Ketua Umum SBMPTN 2018 Ravik Karsidi mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan jumlah kelulusan tahun ini lebih banyak. Di antaranya ada luncuran kursi yang tidak terisi dari SNMPTN yang berbasis portofolio siswa. Kemudian juga ada pembukaan program studi baru di sejumlah kampus. ’’Seperti prodi aktuaria dan teknik komputer,’’ tuturnya.

Panitia memaparkan nilai rata-rata tertinggi dalam SBM PTN dipegang oleh ITB. Baik itu untuk kelompok saintek maupun soshum (sosial-humaniora). Rata-rata untuk kelompok saintek di ITB mencapai 659,26 poin dan untuk soshum tercatat 648,33 poin. Sementara itu, wakil dari Jawa Timur, ITS Surabaya, berada di urutan keempat. Dengan nilai rata-rata tertinggi 623,50 untuk saintek dan 623,60 untuk soshum.

Sekretaris Panitia SBMPTN 2018 sekaligus Rektor ITS Surabaya Joni Hermana mengatakan, tahun ini digunakan sistem penilaian baru. Yakni tidak ada nilai negatif
bagi jawaban yang salah. Seperti diketahui selama ini jawaban salah dalam SBM PTN nilainya -1 poin. Sedangkan jawaban benar nilainya 4 poin.

Dengan adanya skema baru penilaian itu, Joni mengatakan peserta SBMPTN tidak perlu takut dalam menjawab soal ujian. Selain itu dengan sistem baru ini, diharapkan peserta yang diterima benar-benar sesuai dengan peminatannya. Misalnya yang mendaftar rumpun saintek, nilai ujian saintek-nya tinggi.(ran/jp)