25 radar bogor

Perludem: Potensi Kecurangan Cukup Tinggi

SEMANGAT: Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengisi Sosialisasi dan FGD Isu-isu Strategis UU Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum, di Hotel Hayati Inn, Kota Bogor, kemarin.
SEMANGAT: Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini mengisi Sosialisasi dan FGD Isu-isu Strategis UU Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pemilihan Umum beberapa waktu lalu (dok.Radar Bogor)

BOGOR–RADAR BOGOR,Hasil akhir peng­­hitungan suara Pilbup Bogor 2018 versi Radar Bogor telah berakhir.

Posisi suara paslon Ade Yasin-Iwan Setiawan dengan Ade Ruhandi-Ingrid Kansil tak banyak berubah. Hingga kemarin (2/7), paslon Ade Yasin-Iwan Setiawan (Hadist) masih mendominasi dengan raihan 861.188 suara atau 41,27 persen, diikuti Ade Ruhandi (Jaro Ade)-Ingrid Kansil (JADI) dengan 802.081 suara atau 38,43 persen.

”Terdapat selisih 59.107 suara atau sekitar 2,83 persen,” ujar ketua tim teknis real count versi Radar Bogor Dede Supriadi.

Selanjutnya, pasangan Fitri Putra Nugraha-Bayu Syahjohan meraih 166.915 atau 8,00 persen diikuti Ade Wardhana Adinata-Asep Ruhiyat dengan 160.641 suara atau 7,70 persen. Sedangkan, Gunawan Hasan-Fikry Zulfikar Irama 96.129 suara atau sekitar 4,61 persen.

Hasil real count versi Radar Bogor juga menyajikan fakta menarik. Kejar-mengejar suara antara paslon Hadist dan JADI terjadi ketat di sejumlah keca­matan.

Seperti di Gunung­­sindur. Paslon Hadist mendapatkan 18.074 suara sedangkan paslon JADI 19.825 suara. Selisih antara keduanya hanya 1.751 suara. Tapi, kondisi berbalik terjadi di Cijeruk. Paslon Hadist justru unggul dengan mendapatkan 14.857 suara, sementara paslon JADI mendapatkan 14.201 suara atau selisih 656 suara.

Walaupun, jika dilihat dari hasil perhitungan di 40 keca­­matan yang ada di Kabupaten Bogor, hanya 12 kecamatan yang dimenangkan oleh paslon JADI, yakni Kecamatan Bojonggede, Caringin, Ciawi, Cibinong, Cigudeg, Citeureup, Gunungputri, Jasinga, Gunungsindur, Parungpanjang, Sukajaya, dan Tajurhalang. Sementara 28 kecamatan sisanya dimenangkan paslon Hadist.

Dari data real count versi Radar Bogor juga ditemukan selisih suara yang cukup besar antara paslon Hadist dengan JADI di beberapa kecamatan. Seperti Kecamatan Nanggung. Di sini paslon Hadist mendapatkan suara mayoritas 24.689 suara. Sedangkan paslon JADI hanya 9.078 suara. Selisihnya suara keduanya mencapai 15.611 suara.

Namun, situasi berubah ketika di Kecamatan Sukajaya. Paslon nomor 3 atau JADI berhasil unggul dengan raihan 23.479 suara. Sedangkan Hadist hanya 8.742 suara atau selisih 14.737 suara.

”Real count ini versi kami., Tetapi untuk hasil resmi kita tetap menunggu dari real count KPU,” tegasnya.

Melihat tipisnya perbedaan suara ini, maka diperlukan pengawasan ketat. Baik dari KPU maupun Panwaslu Kabupaten Bogor. Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, perbedaan suara yang tipis sangat berpotensi terjadinya perubahan ataupun kecurangan pada saat rekapitulasi suara di tingkatan PPK atau KPU Kabupaten.

“Sebab, calon yang ingin menang ilegal bisa melakukan politik uang pada penyelenggara untuk memengaruhi atau mengubah hasil. Selain itu, juga didukung atas ketidaknetralan atau keberpihakan penyelenggara pada salah satu calon,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Bogor Haryanto Surbakti memastikan kecurangan tidak akan terjadi selama proses rekapitulasi suara. Dia meminta para paslon dan warga Kabupaten Bogor untuk tetap menunggu hasil pleno versi KPU.

“Penyelenggara, baik dari tingkat kabupaten, PPK hingga KPPS bekerja sesuai dengan koridornya. Terutama dalam proses pemungutan dan perhitungan suara,” ucapnya.(gal/ded/ind/d)