25 radar bogor

Seluruh Pakaian, Celana dan Sandal Masih Sama, Badan Dipenuhi Pasir

Nining, saat di kediamannya Kampung Cibunar, RT 05 RW 02, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi.
Nining, saat di kediamannya Kampung Cibunar, RT 05 RW 02, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi.

Kisah Beraroma Mistis Nining yang Kembali Pulang Setelah Hilang 1,5 Tahun Ditelan Ombak Pantai Selatan

SUKABUMI-RADAR BOGOR, Keganasan dan keangkeran pantai selatan Palabuhanratu memang sudah terkenal ke seantero nusantara. Tidak hanya itu, sudah ratusan bahkan ribuan nyawa telah ditelan ganasnya ombak pantai yang menjadi salah satu destinasi wisata andalan warga Kabupaten Sukabumi ini.

Dari berbagai cerita hilangnya wisatawan di Pantai Palabuhanratu ini, kisah beraroma mistis di alami Nining Sunarsih (52). Sempat dinyatakan hilang tenggelam tahun lalu, Nining, warga Kampung Cibunar, RT 05 RW 02, Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Sukabumi, pulang dengan kondisi basah kuyup dan badan penuh pasir pada Minggu (1/6/2018) dini hari.

Nining sendiri sempat dikabarkan tenggelam pada 8 Januari 2017 di Pantai Palabuhanratu, Sukabumi. Saat itu Nining terseret ombak hingga ke tengah, sejumlah saksi bahkan sempat melihat Nining saat melambaikan tangan meminta tolong saat terbawa arus.

Saat itu firasat keluarga meyakini Nining tidak tewas, meskipun tim SAR sempat menemukan jasad seorang perempuan yang sempat diklaim sebagai jasad Nining.

“Semalam dia pulang diantar Jejen, adik suami saya atau pamannya yang sudah tiga hari berturut-turut memimpikan Nining minta dijemput di Palabuhanratu. Kondisi pakaian, celana dan sendalnya basah penuh pasir. Dia ditemukan di pesisir pantai tempat dia dulu dikabarkan hilang,” kata Tating, ibunda Nining di kediamannya.

Tating juga menceritakan kondisi putri sulungnya itu terlihat lemas, ketika ditanya tidak menjawab. Tatapannya kosong seperti orang kebingungan, ajaibnya seluruh pakaian, celana dan sendal yang dikenakannya masih sama seperti saat terakhir dikabarkan hilang.

“Pakaian, celana sampai baju dalam masih sama seperti yang dia pakai terakhir 18 bulan yang lalu hanya bedanya penuh dengan pasir. Saya pegang sampai ke karet-karetnya masih berfungsi, tidak lapuk kena air. Ketika saya mandikan, rambutnya penuh dengan pasir,” lanjut Tating.

Tating membenarkan, ketika dikabarkan hilang tim SAR sempat menemukan jasad korban tenggelam berjenis kelamin perempuan. Saat itu keluarga menolak mengakui jika jasad itu adalah Nining. “Yang lihat anak dan saudaranya, ketika melihat jasadnya tidak ada keluarga yang percaya itu Nining,” tuturnya.

“Nining memang hilang tenggelam, bahkan ada tetangga dekat rumah yang melihat dia melambaikan tangan minta tolong. Saat itu pencarian juga dilakukan sampai beberapa hari akhirnya dihentikan setelah yang mencari menemukan jasad perempuan,” tandasnya.

Nining saat ini dibawa pihak keluarga ke RSUD R Syamsudin SH karena kondisinya yang lemas. Saat menjalani pemeriksaan medis, kondisi Nining memang drop.

Sungguh di luar nalar, bagaimana bisa hilang bertahun-tahun ditemukan masih hidup, mungkin akal kita sulit untuk menerima hal ini. (*/ysp)