25 radar bogor

Cara Dulang Rupiah lewat Instagram

CARI ILMU: Para peserta seminar tentang Instagram di aula serbaguna GKI Bogor, kemarin.

Di era milenial ini, media sosial menjadi tambang rupiah. Hanya dari sebuah handphone, uang bisa mengalir deras. Selain faktor keberuntungan, marketing komunikasi amat diperlukan bagi penekun media sosial.

Laporan : M Aprian Romadhoni

Nah, untuk mewujudkan keinginan mereka yang ingin bergelut di dunia media sosial, termasuk YouTube, bisa mendapatkan ilmunya melalui seminar yang diadakan Jurusan Marketing Komunikasi Fakultas Komunikasi Universitas Mercuabuana, Jakarta, kemarin (1/7).

“Kami ingin berbagi ilmu mengenai konten menarik di media sosial, salah satunya melalui Instagram,” ujar Aldy Darmawan Hidayat, ketua Seminar Instagram Marketing and Photoshop Content Creator, kepada Radar Bogor di aula serbaguna GKI Bogor, kemarin.

Lalu, bagaimana mendulang rupiah di Instagram? Pertama, kata Aldy, dewasa ini masyarakat tidak terlepas dari media sosial. Target utamanya adalah penekun dunia usaha. Awalnya dari mulut ke mulut, namun kali ini berkembang dari Instagram ke Instagram.

“Di dalam Instagram ini ada sponsor berbayar, dan menargetkan pasar dari mulai sasaran umur,” kata dia. Dalam seminar ini, kata Aldy, peserta dilatih menge­nali marketing media sosial Insta­gram. Misalnya, bagaimana mengemas produk agar menarik untuk Instagram.

Tak hanya produk, menurut Aldy, eksistensi akun pun bisa mendatangkan rupiah. Misalnya, bagaimana fenomena selebriti Instagram atau selebgram, dapat mengemasnya dengan branding sendiri. Mulai dari menampilkan foto selfie sampai pengetahuan.

Untuk mendapat uang, pemilik akun IG ini harus me­miliki Instagram Ads. Di sini juga, peserta seminar dikenali bagaimana menggunakannya. Instagram Ads telah digunakan banyak perusahaan besar. Bahkan, ada ambasador tersendiri untuk mem­promosikannya.

“Tipsnya kami bagikan di sini. Tentunya ini sangat bermanfaat bagi warga, terutama yang menekuni bisnis usaha online,” kata Aldy.

Aldy menambahkan, seminar yang dihelat ini adalah bagian dari salah satu mata kuliahnya, yakni Peduli Negeri. Dalam kuliah ini, mahasiswa tidak hanya belajar ilmu komunikasi, melainkan memosisikan diri sebagai praktisi komunikasi.

“Selain memberikan pelatihan terkait marketing komunikasi. Kami juga berperan memajukan ekonomi masyarakat,” jelasnya.

Seminar diikuti puluhan peserta mulai dari remaja sampai pemuda. Pelajar sampai mahasiswa. Di lokasi yang sama, Dosen pengampu, sekaligus pengamat komunikasi Inadia Aristyavani mengatakan, fundamental mata kuliah ini adalah mahasiswa wajib mem­berikan manfaat bagi masyarakat.

Teutama berbagai pengalaman ilmu terkait dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Di era digital ini, kata dia, masyarakat aktif mengakses digital. Baik mem-branding eksistensi diri, komunitas, maupun usaha.

“Bahkan, saat ini anak usia SMP sudah berdagang melalui media sosial,” ucapnya.

Saat ini, kata dia, kesempatan di bidang kreatif media sosial amat banyak. Meski didominasi kawula muda, namun masih terbuka untuk lintas usia. Partisipan seminar ini sangat banyak diikuti dari kalangan muda. Mulai dari komunitas maupun individu yang juga sedang belajar.

“Jadi, harus berfaedah dalam menggunakan media sosial. Sekarang sudah bisa pakai, tapi harus lebih bermanfaat lagi, tidak sekadar pakai,” pungkasnya.(*/c)