25 radar bogor

Satu Lifter Senior Putri Dicoret

JAKARTA–Detik-detik terakhir entry by name Asian Games, PB PABBSI mengambil kebijakan berani. Yakni, dengan mencoret satu lifter senior putri untuk skuad Asian Games 2018. Adalah Dewi Safitri, peraih emas kelas 53 kg pada test event Februari silam.

Lantaran performanya menurun, Dewi dicabut keikutsertaannya dari Asian Games tahun ini. Itu merupakan hasil rapat pleno antara PB PABBSI dengan tim pelatih. Pencapaian Dewi pada tes terakhir Kamis (28/6) juga menjadi pertimbangan utama.

Dewi hanya mampu mengangkat beban snatch 78 kg, 105 kg angkatan clean and jerk, dan 183 kg angkatan total. Terpaut cukup jauh, sekitar 15 kg lebih ringan ketimbang kompatriotnya, Syarah Anggraini.

“Sebenarnya, Dewi sudah diwarning setelah tes ketiga (Maret 2018), makin ke sini, performa dia stagnan,” terang Mg Supeni, salah satu pelatih angkat besi Indonesia kemarin (30/6).

Secara teknis, Dewi sebenarnya diharapkan bisa bersaing dengan Syarah di kelas 53 kg. Namun, melihat performa dia saat ini, agaknya cukup sulit dalam bersaing.

Sementara itu, PB PABBSI memberikan kesempatan lifter muda untuk ambil bagian dalam skuad Asian Games. Misalnya, Yolanda Putri dan Yuripah Melsandi. Yolanda bakal tampil di satu nomor bersama bintang angkat besi tanah air Sri Wahyuni Agustiani di kelas  48 kg. Sedangkan Yuripah tampil di kelas 69 kg.

Sebelumnya, PB PABBSI berniat mengirimkan 15 lifter untuk tampil di Asian Games. Pembagiannya yakni 7 lifter putra dan 8 lifter putra. Tetapi, Djoko Pramono, Waketum PB PABBSI masih menunggu kepastian dari KOI terkait jatah tersebut.

Sembari menunggu keputusan tersebut, PB PABBSI tetap memberikan treatment khusus buat lifter pelatnas. Salah satunya yakni melakukan diet jauh hari untuk menjaga berat badan lifter tetap ideal menjelang tampil.

Seperti yang mereka jalani saat tes terakhir tiga hari yang lalu. “Dengan begitu mereka gak sampai tidur di sauna jelang tampil untuk menurunkan berat badan,” beber Djoko.

Selain itu, Jadwal istirahat, hingga nutrisi yang diasup para atlet dijaga dengan betul. Sehingga kejadian sakit typhus Eko Yuli Irawan pasca-test event Februari lalu tidak terulang. “Ibarat pengantin, saat ini kami sedang dipingit, sama-sama saling jaga saja,” ujar Eko.(nap)