25 radar bogor

Yang Kalah, Legawa lah…

ilustrasi


BOGOR–RADAR BOGOR,Saling hitung dan saling klaim kemenangan. Situasi politik itulah yang sedang ber­langsung di Kabupaten Bogor, pas­ca pilkada serentak, Rabu (27/6) lalu. Dua kubu calon bu­­pati Bogor, yakni Ade Yasin-Iwan Setiawan dan Ade Ruhandi-Ingrid Kansil harus menenangkan para pendukungnya agar tidak saling serang. Bumi Tegar Ber­iman wajib kondusif.

Dalam dua hari ini, perang klaim keme­nangan yang dilakukan tim pemenangan Ade Yasin dan Ade Ruhandi, menaikkan tensi emosi antara dua kubu tersebut.
Menanggapi kondisi tersebut, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini meminta para pasangan calon untuk memberi contoh sikap kenegarawanan.

Kata Titi, mereka sebaiknya menahan diri karena walau bagaimanapun juga quick count itu bukan hasil resmi yang digunakan untuk pengumuman hasil pilkada.

“Hasil resmi itu akan dirilis KPU melalui rekapitulasi terbuka di tingkat kabupaten. Yang harus para paslon lakukan adalah menenangkan situasi memberi contoh yang baik kepada warga tentang kepemimpinan politik untuk siap menang dan siap kalah,” ujar Titi kepada Radar Bogor kemarin (28/6).

Namun, para paslon menurut lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini tetap harus mengawal hasil rekapitulasi suara agar berjalan jurdil dan bertintegritas. “Jangan malah memprovokasi yang memicu kebingungan dan perpecahan di masyarakat,” ujarnya.

Di tengah hasil pilkada yang perbedaannya tipis seperti ini, menurut Titi, menjadi tantangan tersendiri bagi KPU Kabupaten Bogor. Maka, ia meminta KPU untuk memastikan aparaturnya tetap netral.

Tak hanya itu, KPU Kabupaten Bogor harus menjaga kepercayaan publik sebab selisih suara yang sedikit rentan dipolitisasi. Karenanya, untuk menjaga kepercayaan
masyarakat menurut dia ada dua cara.

“Pertama bersikap terbuka dan transparan, tetapi tetap menjaga proporsionalitas,” ujar perempuan kelahiran Sumatera Selatan itu.

Kedua, lanjutnya, KPU harus menjaga profesionalisme dan akuntabilitas kerja dengan mengikuti semua aturan yang ada. Sehingga ketika ada keterbukaan dan
ketaatan pada aturan main itu akan membuat kepercayaan publik pada proses yang dijalankan KPU.

Terpisah, Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana Kolonel Inf M Hasan menegaskan, secara umum pilkada serentak di kota dan Kabupaten Bogor aman dan kondusif.
Danrem pun meminta masyarakat tetap menjaga situasi ini.

“Dari awal sudah saya sampaikan pada seluruh komponen untuk mengerti karena ini proses demokrasi. Intinya, semua harus siap kalah dan menang,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin.

Kapolres Bogor AKBP Andi Moch Dicky menambahkan, aparat keamanan masih terus mengawal dan menjaga kotak suara selama tahap penghitungan baik di PPK maupun KPUD.

“Paslon dan pendukungnya harus dapat menahan diri dan bersabar menanti hasil resmi,” kata Dicky.

Selain itu, kapolres juga sudah berkoordinasi dengan masing-masing paslon untuk bersama-sama menjaga kondusivitas. “Sampai saat ini belum ada masalah yang berarti di tingkat bawah. Masyarakat juga sudah dewasa dan lebih mementingkan kondusivitas,” imbuhnya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan, untuk mewujudkan keamanan situasi usai pilkada, kuncinya, para paslon harus siap menerima kekalahan.

Meski sudah menyiapkan sistem hukum yang sedemikian rupa bagi paslon yang tidak puas lantaran kalah di pilkada, Wiranto mewanti-wanti bahwa kalah atau menang
merupakan hal yang biasa.

“Contohnya saya kalah kok berkali-kali. Ya gak apa-apa kan, saya masih hidup, masih bisa berhikmat di negeri ini. Tidak ada masalah yang penting negeri ini
aman,” ujarnya saat meninjau salah satu TPS di Malabar, Kecamatan Bogor Tengah, Rabu (27/6) lalu.(fik/cr4/d)