25 radar bogor

Diagnosa Penyakit Bisa lewat JKN Mobile

Tampilan JKN mobile di Playstore

BOGOR–RADAR BOGOR,Masyarakat Kota Bogor kerap kali malas dalam hal periksa kesehatan. Seringkali mereka baru datang ke rumah sakit ketika sudah mengalami gejala. Kini, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bakal mengubah kondisi tersebut. BPJS Kesehatan merilis aplikasi JKN Mobile yang bisa mendeteksi beberapa penyakit hanya via Android.

Kabid Kepesertaan dan Pelayanan Peserta BPJS Bogor, Betty Parapat menyebutkan, beberapa penyakit yang bisa didiagnosa lewat aplikasi JKN Mobile, antara lain, hipertensi, diabetes, gagal ginjal, serta jantung.

“Jadi, setelah kita melakukan screening kemudian mendapatkan feedback-nya, risiko tinggi atau rendah,” jelasnya kepada awak media saat sosialisasi aplikasi JKN Mobile di Rumah Makan Leuit Ageung, Jalan KH Abdullah Bin Nuh, kemarin (28/6).

Jika hasilnya berisiko tinggi, maka peserta BPJS disarankan untuk lanjut memeriksakan penyakit tersebut ke fasilitas kesehatan (faskes) tempatnya terdaftar. Hal tersebut perlu dilakukan untuk menekan risiko penyakit yang terdeteksi.

“Kemudian dia sampaikan kepada dokter yang merawatnya, selanjutnya ditindaklanjuti untuk pemeriksaan lebih lanjut,” terangnya.

Betty mengatakan, terobosan baru ini juga bermanfaat sebagai pencegahan lebih dini sebelum penyakit menyerang masyarakat. Pasalnya, hingga kini, hipertensi masih menjadi penyakit yang kerap bersarang di tubuh masyarakat Kota Bogor. Penyakit regeneratif ini pun terbilang mahal untuk biaya pengobatannya.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati,” kata Betty.

Cara memeriksanya, antara lain, masyarakat terlebih dahulu perlu terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, kemudian meng-install aplikasi JKN Mobile yang bisa diunduh dari Play Store.

Selanjutnya masuk ke menu screening penyakit yang akan mengeluarkan beberapa pertanyaan untuk dijawab peserta mengenai beberapa kondisi yang bisa menjadi indikator penyakit tertentu.

“Nanti ada pertanyaan yang harus kita jawab, apakah misal keluarga juga punya gejala hipertensi, apakah merokok,” bebernya.

Tingkat akurasi dari diagnosa tersebut akan berbanding lurus dengan sejauh mana kejujuran dalam menjawab pertanyaan yang keluar dari aplikasi JKN Mobile. Di samping itu, Asisten Deputi SDMKP Kedeputian Wilayah Jabodetabek BPJS Kesehatan, Basuki menambahkan bahwa aplikasi tersebut juga sengaja dibuat untuk memecah kepadatan peserta di Kantor BPJS Kesehatan ketika mengurus segala sesuatunya.

Terbukti, usai di-launching satu bulan lalu, antrean peserta di beberapa Kantor Cabang BPJS Kesehatan kerap lengang.

“Antrean secara hitungan beda-beda. Seperti kami yang di Jakarta Selatan biasanya penuh sekitar 100 sampai 200 peserta, paling banyak jadi 60 atau 70,” ucapnya.

Kondisi tersebut disebabkan oleh pengguna aplikasi JKN Mobile yang sudah menginjak angka 40 persen peserta.

Untuk itu, ia optimistis para peserta BPJS Kesehatan akan sepenuhnya beralih meng­gunakan aplikasi JKN Mobile ketika mengurus administrasi, mulai dari berganti faskes hingga pendaftaran peserta baru. (fik/c)