25 radar bogor

Minta Cabup Peduli Budayawan

KOMPAK: Sunda Langgeng Wisesa (SLW) foto bersama para tamu undangan beserta calon bupati Bogor, Jaro Ade dan Gunawan Hasan, kemarin (22/6). Nelvi
KOMPAK: Sunda Langgeng Wisesa (SLW) foto bersama para tamu undangan beserta calon bupati Bogor, Jaro Ade dan Gunawan Hasan, kemarin (22/6). Nelvi

BOGOR-RADAR BOGOR,Sunda Langgeng Wisesa (SLW) kembali menggelar temu silaturahmi Kesatuan Pemangku Adat Sunda Langgeng Wisesa.

Ada tiga kegiatan sekaligus yang dikemas mulai dari sosialisasi Pilkada KPU dengan budayawan, presentasi Kampung Labirin di hadapan tokoh-tokoh Bogor dan terakhir dialog paslon bupati Bogor dengan budayawan di aula gedung Graha Pena, Jalan KH Abdullah bin Nuh, Jumat (22/6).

Hadir dalam acara tersebut CEO Radar Bogor Group Hazairin Sitepu dan Gatut Susanta yang menjadi moderator sekaligus panitia acara.

Dialog bertajuk Mendorong Kepemimpinan Bogor Bervisi Kearifan Lokal tersebut dimanfaatkan dua kandidat calon kepala daerah Bumi Tegar Beriman, Ade Ruhendi (Jaro Ade) dan Gunawan Hasan untuk memaparkan program yang akan digagas dalam membangun Kabupaten Bogor tanpa meninggalkan unsur budaya yang berkearifan lokal.

Calon bupati Bogor, Gunawan Hasan mendapatkan giliran pertama untuk memaparkan programnya. Menurutnya, budaya merupakan bagian dari adat istiadat yang harus dirawat dan dijaga hingga saat ini.

”Setahu saya, budaya Sunda ini halus, santun orangnya, penuh dengan perasaan. Tapi malah terjadi degradasi, kemerosotan moral akibat datangnya budaya-budaya luar yang lebih kita lihat sekarang, apalagi anak-anak muda santunnya tampak­nya sudah hilang,” bebernya.

Dia melanjutkan, bagaimana komitmen untuk memajukan seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bogor termasuk kearifan lokal.

”Kearifan lokal Kabupaten Bogor ini sangat berpotensi karena punya banyak destinasi wisata. Contoh seperti Bali yang pariwisata budayanya berkembang, itu kan dijaga oleh mereka. Tapi di tempat kita tidak ada,” cetusnya.

Padahal, melihat potensi yang luar biasa, dirinya berkeyakinan seni budaya Kabupaten Bogor bisa dikembangkan, dipertahankan dan dipertontonkan bagi wisatawan.

Ia memaparkan saat dirinya pergi keluar negeri, sebelum masuk ke daerah wisata di tengah perjalan berhenti terlebih dahulu untuk menonton seni budaya mereka.

Semisalnya, kata Gunawan, Tol Jagorawi, sebelum wisatawan masuk ke Ciawi bisa diberhentikan dahulu untuk mempertontonkan seni budaya Kabupaten Bogor, sekaligus workshop UMKM dan workshop budaya.

”Jika tidak dilakukan, tentu kita akan ketinggalan. Dan seni budaya kita tidak bisa berkembang. Seniman-seniman ini juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan, bisa menghasilkan penghasilan. Apalagi daerah Puncak, banyak restoran yang maju di sana, kita wajibkan mereka ada nilai-nilai kearifan lokal yang dipertunjukkan di situ,” jelasnya.

Dirinya mengaku miris dengan Kabupaten Bogor yang padahal memiliki banyak potensi wisata, seperti Kecamatan Cigombong, Caringin, Cijeruk, Tamansari, Pamijahan, dan Kecamatan Tenjolaya yang pemandangan alamnya tak kalah dengan kawasan Puncak.

”Pemerintah seharusnya memikir­kan bagaimana wilayah ini bisa berkembang. Pariwisata erat kaitannya dengan budayawan dan seniman,” tuturnya.

Sementara itu, cabup bupati Bogor, Ade Ruhandi memaparkan, budaya Sunda yang ada di Bogor tak perlu terlalu jauh dibawa, cukup di kehidupan sehari-hari.

Semisalnya, dengan melahirkan perda atau perbup untuk Hari Sunda.

”Bukan hanya melalui pakaian saja, namun juga dari hal belajar. Termasuk saya yang belajar bahasa Sunda. Jadi ada hari yang benar-benar Sunda, mulai dari pakaian, bahasa, termasuk di lingkungan pemkab, perusahaan, karena ada aturan yang dijalankan, bahkan sampai makanan pun disundakan,” paparnya.

Termasuk, sambung Ade, begitu kayanya budaya, sejarah yang ada di Kabupaten Bogor dapat menjadi potensi PAD.

”Setelah menjaga, memberikan keberpihakan anggaran untuk menunjang sarana dan prasarana. Setelah dibangun sarana dan prasarananya, mulai dikenalkan, ditempatkan petugas yang benar-benar budayawan, apakah memang
keturunan atau memang cakap soal sejarah,” tuturnya.

Menurutnya, pemerintah juga harus dapat berperan dalam mengenalkan sejarah kepada generasi muda. Semisalnya, dengan mengadakan destinasi wisata terkait dengan budaya dan sejarah. (wil/c)