PARUNG PANJANG–RADAR BOGOR,Pemerintah Provinsi Jawa Barat akhirnya menepati janji memperbaiki jalan raya di Parungpanjang-Bunar sepanjang 10 km dengan anggaran senilai Rp41 miliar. Sesuai informasi yang tertera di papan informasi, pengerjaan tersebut memakan waktu tiga bulan. Jika dihitung sejak April 2018, paling tidak Juli sudah harus selesai.
Masyarakat Parungpanjang banyak yang mengapresiasi perbaikan jalan tersebut. Misalnya saja, Maman (48) warga Desa Jagabaya. Ia mengaku senang Pemprov Jabar menepati janjinya sebelum habis masa jabatan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
“Yang saya pahami, gubernur pernah menjanjikan pengerjaan jalan itu akan dilakukan sebelum habis masa jabatannya. Alhamdulillah dipenuhi. Cuma harapan saya, tolong jalan ini dipelihara. Yang sudah-sudah, setiap habis diperbaiki, pasti langsung rusak lagi, dan selalu seperti itu. Boros dong anggaran dibuang-buang percuma,” ujar Maman kepada Radar Bogor.
Kasubag Tata Usaha UPTD LLAJ Wilayah I, Awan Sujugi, ikut mengomentari perihal jalan yang sering rusak itu. Menurutnya, ada banyak faktor Jalan Parungpanjang selalu rusak. Di antaranya, beban tonase berlebihan dan minimnya perawatan oleh pengelola terkait.
“Tapi, ada satu hal yang paling krusial. Yaitu saluran drainase yang kadang tidak diperhatikan Bina Marga. Sejauh amatan saya, drainase menjadi faktor penting untuk mementukan usia sebuah jalan yang baru diperbaiki,” bebernya saat ditemui Radar Bogor di Terminal Leuwiliang.
Ia menyebut, minimnya saluran drainase di sepanjang Jalan Parungpanjang turut memberikan kontribusi rusaknya jalan. Seharusnya, kata pria yang akrab disapa Awan itu, pembangunan drainase juga diperhatikan ketika ingin membangun infrastruktur jalan.
“Banyak jalan yang rusak bukan melulu karena beban tonase, tapi buruknya saluran drainase. Air yang menggenang, sedikit atau tidaknya pasti diresap material aspal atau beton. Meskipun di atas terlihat bagus, tapi di dalamnya banyak yang keropos. Akhirnya berlubang, dan lama-lama rusak semuanya,” paparnya.(cr3/c)