25 radar bogor

Orderan Tak Sesuai, Supir Taksi Online Dibunuh

Handarri bersama sang istri semasa masih hidup.

BALIKPAPAN-RADAR BOGOR,Handarri ditemukan tewas dengan darah memenuhi kepalanya pada Selasa (12/6) pukul 09.15 Wita. Ditemukan luka di bagian kepala, telinga, dan punggung lelaki berusia 27 tahun itu.

Diduga, ia menjadi korban pembunuhan. Tersangka pembunuhnya pun ditangkap PJR Ditlantas Polda Kaltim pada pukul 16.40 Wita. Pelaku bernama Darmadi Anca.

Dia diamankan di Jalan Soekarno-Hatta Km 51. Tepatnya di Rumah Makan Tahu Sumedang.

Kasubdit Jatanras Kompol Yohanes membenarkan pelaku telah ditangkap. Sebelumnya, pada pukul 15.00 Wita, ditemukan petunjuk soal Darmadi dari seorang rekannya.

Rekannya itu mengaku mengantarkan Darmadi ke indekosnya di Jalan Prapatan, Balikpapan Kota dengan kondisi tangan terluka. Dari informasi tersebut, petugas mengejar tersangka ke indekosnya. Namun, Darmadi sudah tak ada.

Baca juga : Sopir Taksi Online Dibunuh, Sejumlah Luka Tusuk di Kepala

“Kemudian, kami mendapat petunjuk bahwa pelaku menyewa mobil untuk berangkat ke Sangatta, Kutai Timur,” ucap Yohanes dikutip dari Kaltim Post (Jawa Pos Grup), Rabu (13/6).

Dari sana, koordinasi dilakukan. Tim gabungan dari penyidik Polsek Balikpapan Selatan dan Polres Balikpapan dan Subdit III Jatanras Polda Kaltim meminta jajaran Ditlantas untuk melakukan razia. Darmadi pun berhasil terjaring.

Pukul 20.50 Wita, Darmadi pun langsung dibawa ke Polres Balikpapan. Menumpang mobil penyidik, Darmadi hanya bisa menunduk di kursi belakang mobil.

Saat dibawa, dia menutupi kepalanya dengan kaus putih. Tak ada kalimat yang meluncur dari mulutnya saat ditanya motifnya membunuh Handarri.

Dari mobil, Darmadi langsung digiring ke sel tahanan Polres Balikpapan. “Hasil interogasi sementara, pelaku menyebut dia berselisih paham dengan korban. Sakit hati karena orderannya tak sesuai,” ujar Yohanes.

Handarri memang baru satu bulan ini mengambil pekerjaan sampingan sebagai sopir taksi online. Pekerjaan utamanya adalah sebagai pegawai Pegadaian.

Ayah Handarri, Rosidi, mengetahui kematian putra sulungnya itu dari ketua RT setempat sekitar pukul 10.00 Wita. Dari sana, dia diminta ke Polsek Balikpapan Selatan.

“Sampai Polsek, saya diberi kabar anak saya tewas dibunuh. Perasaan saya belum sedih saat itu. Namun, ketika melihat mayatnya di rumah sakit, hati saya hancur,” tuturnya.

Rosidi mengatakan, melihat langsung luka yang dialami anaknya. Banyak luka mirip sayatan atau tusukan di belakang kepala hingga dekat telinga. Dari situ, dia berasumsi bahwa anaknya adalah korban pembunuhan dengan motif perampokan.

“Saya menduga, anak saya mau dirampok. Dia mencoba mempertahankan mobilnya. Makanya dia berzig-zag dan menabrak pohon. Jadi, mobilnya tak bisa diambil. Yang diambil hand phone-nya untuk menghilangkan jejak,” yakin Rosidi.

Rosidi pun berharap pelaku dihukum berat sesuai aturan. Dia mengaku heran, pelaku tega menghabisi nyawa anaknya.

“Saya masih heran, kenapa dia tega membunuh anak saya. Usia mereka sepantaran,” sebut Rosidi.

Sementra itu, Ulfa, perempuan yang baru enam bulan menjadi istri Handarri hanya bisa meringkuk di kasur dan menangis. Ditemui di rumah Handarri, Ulfa tak bisa diwawancarai karena masih syok.

(jpg/est/JPC)