25 radar bogor

Lonjakan Kendaraan Diprediksi Hari H

BOGOR–RADAR BOGOR,Hingga H-3 arus lalu lintas di jalur mudik masih ter­­kendali. Lonjakan ken­da­raan khu­susnya di jalur selatan Kabu­paten Bogor justru di­prediksi ter­jadi di hari H Idul Fitri 1439 Hijriah.

Kepala Satlantas Polres Bogor, AKP Hasby Ristama me­­­nga­takan, arus mudik nampaknya tak terlihat di hari raya tahun ini. Sebaliknya, wisatawan dan arus balik menjadi fokus baru pihak kepolisian.

“Saat ini masyarakat bisa memilih mau hari apa. Bukannya sepi, mereka tidak serentak turun ke jalan,” kata Hasby kepada Radar Bogor, kemarin (12/6).

Pihaknya sudah mengantisipasi lonjakan kendaraan saat hari raya dan sesudahnya. Salah satunya dengan melakukan contra flow kendaraan di gerbang tol Ciawi. Hasby meyakini, kawasan Puncak masih menjadi destinasi liburan masyarakat.

“Saat hari raya di siang harinya itu bakal ada lonjakan jumlah kendaraan. Kami lihat juga di gerbang tol apakah padat sekali atau tidak, bisa kita lakukan contra flow,” jelasnya.

Terpisah, pada H-3 Lebaran, Terminal Cileungsi menjadi terminal yang paling sibuk. Itu lantaran, di timur Kabupaten Bogor Terminal Cileungsi merupakan satu-satunya terminal yang ada.

Tak heran, pada detik-detik akhir seperti ini dibanjiri pemudik antarprovinsi. Pemudik yang tidak kebagian tiket kereta harus berangkat di puncak arus mudik. “Hari ini baru libur. Yang ada sekarang cuma bus. Jadi naik bus,” kata Tanjung Suseno (29) pemudik tujuan Wonosobo.

Selain terminal, suasana mudik terasa di jalur protokol. Seperti Jalan Raya Transyogi-Tanjungsari. Jalan protokol timur Kabupaten Bogor itu mulai dipadati pemudik.

Pantauan Radar Bogor, kepadatan lalu lintas di jalur mudik terpantau ramai lancar, kemarin (12/6). Bahkan cenderung lengang. Hanya di beberapa titik yang mengalami kemacetan. Untuk di Kecamatan Gunungputri terjadi di pertigaan Cikeas dan depan Kota Wisata. “Untuk arus lalu lintas cenderung lancar. Pemudik didominasi kendaraan roda dua,” ujar Kapolsek Gunungputri Kompol Yudi Kusyadi kepada Radar Bogor, kemarin.

Sementara itu, pemudik yang pulang kampung ke wilayah Bogor dan sekitarnya perlu waspada. Meski memasuki kemarau, hujan dan angin kencang bisa datang kapan saja.

Imbauan itu dikeluarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Stasiun Klimatologi Bogor. Prakiraan di wilayah Bogor pada Juni masuk fase kemarau. Selama sepuluh hari, Bogor berpotensi dilanda hujan dan angin puting beliung.

Kepala BMKG Stasiun Klima­tologi Bogor, Budi Suhardi menjelaskan, BMKG menyebar 50 alat pemantau cuaca di 50 titik di wilayah Bogor. Di dalam pergerakan masa udara, yang perlu diantisipasi salah satunya adalah gangguan puting beliung. “Wilayah bencana hidro­metrologi adalah wilayah yang memiliki beberapa gunung. Di Bogor ada Gunung Salak, Gede, dan Pangrango,” jelasnya. (dka/don/all/lyn/d)