Pondok Pesantren Al-Minhaj Al-Islamy mempunyai ciri khas berbeda dengan metode pesantren lainnya. Salah satunya, pada bulan Ramadan para santri diwajibkan bisa mengkhatamkan Alquran minimal lima kali.
Pondok Pesantren Al-Minhaj Al-Islamy didirikan pada 1400 H/1980 M oleh KH Tubagus Nawawi Mahfudz, MASQI, atas dukungan dan dorongan guru besarnya;
Almaghfurllah Al’alim Al-’alamah Alwalid Alhabib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qodir Assegaf, Al’alamah Syeikh KH Muhammad Kholil Albantani, dan Al’alamah Syeikh KH Muhammad Sonhaji Kholil Albantani serta Al’alamah KH Abdullah Bin Nuh.
Jenjang pendidikan yang ada mulai dari raudhatul athfal (RA), madrasah diniyah (MD), sekolah menengah pertama (SMP) plus, sekolah menengah kejuruan Nahdlatul Ulama (SMK NU) di bawah naungan Yayasan Al-Minhaj Al-Islamy.
Pimpinan Pondok Pesantren Al-Minahaj Al-Islamy Abdullah Nawawi mengatakan, Al-Minhaj Islamic Educational Foundation Boarding School ini didirikan pada 1984.
“Pengajian khusus di sini disebut pasaran. Ciri khas pesantren kami, mengkaji kitab di bulan Ramadan, kitab Fathul Mu’in, fiqih, dan hadits. Ditargetkan khatam Alquran sebanyak lima kali dalam sebulan,” ujarnya, kemarin.
Ia juga mengatakan, pengajian di bulan Ramadan lebih padat ketimbang hari biasa. Mulai pukul 07.00–08.00 pagi mengaji, 08.00–12.00 pendidikan umum, dan pada pukul 12.00–14.00 mengaji lagi, dilanjutkan malam hari.
“Kalau Ramadan memang sangat padat, karena dikejar harus tamat Alquran selama bulan Ramadan,” katanya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, total santri di pesantren ini berjumlah 400 orang. Tapi yang bermukim hanya 100 santri.
“Semua lulusan Al-Minhaj berijazah negara dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi baik negeri maupun swasta,” tegasnya.(nal/c)