Lulus dari sekolah bukan berarti ikatan antara sekolah, guru dan siswanya terhenti. Hubungan yang dibangun bertahun-tahun itu, tetap ada dan terjaga. Seperti yang dilakukan alumni SMAN 6 Bogor lintas angkatan.
Mereka kompak berkunjung ke kediaman guru Bahasa Indonesia-nya yang telah tiga tahun terbaring sakit. Di sana, mereka menyalurkan donasi sebesar Rp23 juta untuk sang guru, Mia Rukmiati.
Belasan orang yang mewakili alumni lintas angkatan SMAN 6 Bogor tersebut mendatangi kediaman Mia di daerah Bondongan, Bogor, Sabtu (9/6). Robby Firliandoko, perwakilan alumni, mengatakan, apa yang dilakukan mereka berlandaskan keprihatinan, rasa peduli, dan ingin balas jasa terhadap salah satu guru terbaik yang pernah ada di SMAN 6 Bogor.
Dia menuturkan, apa yang mereka lakukan berawal dari cerita dan laporan dari rekan satu angkatannya, Uca Tri Agusla. Uca mendengar dari sang kakak yang merupakan alumni SMAN 6 Bogor angkatan 2004, bahwa bu Mia tengah terbaring sakit.
Meskipun tengah berada di Jogja, Uca mengajak Robby dan rekan mereka lainnya untuk menggerakkan alumni angkatannya (2010) untuk membantu.
“Kami bergerak mulai Selasa, 5 Juni. Alhamdulillah responsnya baik. Bahkan, dari alumni angkatan lain, 2006–2017, merespons positif,” jelas Robby.
Donasi yang dibuka sejak Selasa (5/6) sampai Jumat (8/6) totalnya mencapai Rp23 juta. Donasi tersebut terkumpul dari berbagai angkatan, mulai 2006, 2007, hingga 2012, dan masih akan terus berlanjut oleh angkatan lainnya. Menurutnya, masih ada angkatan lain yang akan ke sana di lain hari. Kemudian, donasi juga masih berjalan dan dapat diberikan melalui melalui platform kitabisa.com/senyumbumia.
“Selain donasi, masih banyak alumni yang akan terus ke sini. Sampai saat ini yang sudah konfirmasi adalah angkatan 2007, 2013 dan 2017,” paparnya.
Wita Nurfitri (24) perwakilan alumni angkatan 2012 menjelaskan, bu Mia merupakan guru Bahasa Indonesia yang selalu bertutur baik nan lembut. Dan saat ini beliau sedang diuji.
“Ginjal yang satu sudah tidak berfungsi dan terpaksa beliau harus pensiun dini. Beliau orang baik, alhamdulillah jadi banyak yang bantu dan tergerak,” jelasnya.
Sementara bu Mia yang saat dikunjungi sedang terbaring, mengaku senang bisa ditemani murid-muridnya dahulu, dengan segala kenangan canda tawa hingga tangis haru.
Ia pun mengucapkan terima kasih atas kepedulian anak didiknya, dan mendoakan semoga seluruh alumni SMAN 6 Bogor selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan.
“Hal yang paling menyakitkan adalah ketika saya harus pensiun dini, dan sore ini semua sakit itu terobati karena kehadiran kalian yang menghadirkan canda tawa. Semoga semua kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT,” ucap Mia di tengah rasa harunya.(ran/c)