Mimpi besar Institut Ummul Quro Al Islami (IUQI) untuk membuat asrama mahasiswa, yang memadukan konsep perkuliahan akademis dengan pelajaran berbasis turots atau kitab kuning, sudah berjalan cukup baik.
Asrama mahasiswa IUQI di Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, ditargetkan jadi asrama mahasiswa yang pertama di wilayah barat Kabupaten Bogor. “Secara basis pelajaran, tidak jauh beda dengan konsep Ma’had Ali,” kata Syamsu Rijal.
Satu kawasan perumahan yang dirancang untuk mahasantri putra dan satu gedung untuk untuk mahasantri putri sudah diresmikan baru-baru ini.
Kedua unit bangunan tersebut digunakan untuk asrama mahasantri yang mengenyam pendidikan agama secara khusus dengan tetap mengikuti jadwal perkuliahan di kampus.
“Sudah lama kami berencana mengembangkan pendidikan berbasis pesantren mahasiswa. Alhamdulillah, belum dibuka saja yang daftar sudah ratusan calon mahasantri. Kita akan terus kembangkan pendidikan mahasiswa di asrama,” ujar Syamsu Rijal.
Para mahasiswa itu akan digembleng dengan pelajaran-pelajaran keagamaan seperti tafsir, nahwu, shorof, bahasa Arab, fiqih, ushul, hadis, dan juga tahfidz Alquran.
Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan keagamaan tersebut, pihaknya merancang kurikulum mata kuliah dengan matang. Bahkan, tenaga pengajar lulusan dalam maupun luar negeri sudah disiapkan.
“Ada beberapa alumni kami yang pernah belajar di Universitas Al Ahqof Yaman, akan mengajar di sini. Kami akan konsentrasikan mereka untuk pendalaman bahasa Arab. Sebab, sangat vital untuk memahami Alquran dan hadits,” kata dia.
Rijal menambahkan, saat ini sudah ada 207 mahasantri yang mendaftar. Paling jauh berasal dari Kalimantan. Hanya saja, syarat untuk bergabung tidaklah mudah. Salah satunya, minimal harus memiliki dasar pemahaman bahasa Arab yang baik.
“Melalui pengembangan pesantren berbasis mahasiswa ini, saya berharap IUQI dapat menjadi universitas besar yang mengedepankan nilai-nilai akademis dengan tetap melestarikan pelajaran-pelajaran pesantren,” tutupnya.(cr3/c)