25 radar bogor

Ada Perda, Ada Kucuran Dana Lebih

POTENSI: Dua petani menanam padi di lahan yang sudah digarap.
POTENSI: Dua petani menanam padi di lahan yang sudah digarap.

CIBINONG–RADAR BOGOR,Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Per­kebunan (Distanhorbun) Ka­bupaten Bogor diminta me­mastikan 37 ribu hektare sawah yang masuk rencana Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) produktif, bisa menye­diakan kebutuhan beras bagi warga Kabupaten Bogor. Di samping kebutuhan akan wilayah berkembang, semisal pemukiman.

Hal itu dikatakan Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Bogor, Suryanto Putra. Menurut­nya, kebutuhan akan beras atau lahan pertanian di tiap RT/RW telah diakomodir yang dihitung dalam 20 tahun ke depan, termasuk kebutuhan untuk alokasi ruang pemukiman atau perkotaan.

”Kaitannya dengan ketentuan secara eksplisit tentang LP2B sudah tertuang di RT/RW. Hanya dalam penetapannya harus ditetapkan sendiri. Makanya diperlukan Perda LP2B,” katanya.

Hanya saja, yang terjadi saat ini, ada daerah yang me­mang membutuhkan ruang untuk perkotaan dan pemukiman, tapi ternyata dengan adanya kebijakan rumah subsidi ke­butuhannya menjadi le­bih cepat.

”Yang pertanian sedang mengonsepkan untuk mem­per­tahankan itu. Tapi dari ke­­bu­tuhan pemukiman, me­mang sudah men­de­sak juga. Nah, sawah eksisting itu bisa tetap digu­nakan, tapi tidak secara keselu­ruhan hanya 50 persen. Tapi dengan syarat dikompensasi dengan per­baikan irigasi dan lainnya, agar yang 50 persennya ini hilang dan tertutup,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor Siti Nuriyanti men­jelaskan, dengan luas eksisting sawah yang ada, pihaknya optimistis mampu mem­produksi rata-rata 500-600 ribu gabang kering setiap tahun.

Jika dikonversi menjadi beras dengan produktivitas 0,63 persen maka menjadi 325.720 kilogram. Namun, jumlah itu hanya mampu memenuhi 61 persen kebu­tuhan beras bagi 5,7 juta pen­duduk Kabupaten Bogor. Sementara kebutuhan beras di Kabu­paten Bogor mencapai 609,5 juta kilogram per tahun.

”Sisanya kami datangkan dari daerah lain, seperti Karawang dan Cianjur. Kalau ada perda (lahan pertanian abadi) nan­tinya, kami bisa kucurkan ang­garan lebih untuk infrastruktur yang mendukung kuantitas produksi serta nilai ekonomis petani, di samping ada inovasi-inovasi dari IPB seperti beras 3S,” imbuhnya.(wil/c)