25 radar bogor

Puncak Arus Mudik di Luar Prediksi

(nelvi/ Radar Bogor) LENGANG: Kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak belum terjadi kenaikan yang signifikan, kemarin.
(nelvi/ Radar Bogor)
LENGANG: Kendaraan dari arah Jakarta menuju Puncak belum terjadi kenaikan yang signifikan, kemarin.

BOGOR–RADAR BOGOR,Arus mudik Lebaran tahun ini, rupanya, tidak sepadat tahun-tahun sebelumnya. Di luar prediksi, puncak arus mudik yang harusnya terjadi kemarin (10/6) justru lebih landai. Dibanding puncak mudik tahun lalu, terjadi penu­runan cukup tinggi, mencapai 7 ribu kendaraan.

Di pintu tol Cikarang Utama, misalnya, puncak arus mudik pada H-6 atau Sabtu (9/6) ternyata hanya dilalui 109 ribu kendaraan di bawah prediksi 112 ribu kendaraan.

General Manager PT Jasa Marga cabang Jakarta-Cikampek Raddy Riadi Lukman mengatakan, jumlah libur Lebaran yang panjang memang turut mendistribusikan kendaraan yang hendak mudik. Termasuk pada H-5 atau kemarin (10/6) pun diprediksi lebih sedikit. Prediksi awal dari Jasa Marga kendaraan yang melintas 109 ribu.

”H-5 masih tinggi walaupun mungkin masih di bawah. Bersamaan juga dengan periode pendaftaran anak sekolah,” ujar Raddy, kemarin (10/6).

Data dari Jasa Marga hingga siang kemarin jumlah kendaraan yang melewati pintu tol Cikarang Utama sebanyak 28.129 kendaraan. Jumlah tersebut meningkat 31 persen dari lalu lintas kendaraan pada hari biasa, yakni 21.342 kendaraan.

Sedangkan pada Sabtu (9/6) jumlah kendaraan yang masuk ke pintu tol tersebut 109.165 kendaraan. Sedangkan pada hari biasa hanya dilalui sekitar 70.000 kendaraan. Jadi, ada peningkatan 55 persen dibandingkan hari biasa. Bila dibandingkan pada 2017 lalu, puncak arus mudik terjadi pada H-4 sebanyak 116.231.

Raddy mengaku sudah mengeluarkan jurus-jurus untuk memaksimalkan kapasitas lajur Jakarta-Cikampek. Misalnya contraflow di KM 35+600 sampai KM 47+100 juga dilakukan kemarin. ”Tadi pagi (kemarin, red) kita mainkan di KM yang sama 35+600 sampai 47+100 itu tadi sebentar saja sudah lancar lagi,” ujar dia.

Selain itu, juga strategi yang dimainkan untuk meningkatkan kapasitas dengan cara pendistribusian beban. Yakni Cikarut entrance ditutup dipindah ke Cikarang Barat III lalu masuk lagi ke Cikarang Barat I. Sehingga melewati titik penyempitan di KM 30. ”Kemarin (kemarin lusa, red) empat kali yang tadi pun empat kali itu efektif juga,” ujar dia.

Arus mudik hingga Minggu (10/6) memang tidak mengalami kemacetan berarti. Namun, Korlantas Polri memiliki evaluasi atas kemacetan yang sebenarnya tidak perlu terjadi bila pemudik mematuhi aturan. Biang kemacetan tersebut adalah memaksakan beristirahat di rest area yang pertama kali dijumpai.

Kepala Bagian Operasional (Kabagops) Korlantas Polri Kombespol Benyamin menjelas­kan bahwa kemacetan paling terasa memang diakibatkan menumpuknya pemudik di rest area. Kondisi itu terjadi karena pemudik ingin cepat beristirahat di rest area pertama yang ditemui. ”Namun, tidak mempertim­bangkan penuhnya rest area tersebut,” jelasnya.

Akhirnya, pemudik mengantre panjang untuk masuk ke rest area. Sehingga, menimbulkan kemacetan sekitar 1 km dari tiap rest area. ”Namun begitu dicek rest area lain yang berdekat, kondisinya tidak begitu penuh,” terangnya.

Kondisi ini tentunya perlu dipahami oleh pemudik. Menurutnya, sebaiknya pemudik bila mengetahui rest area dalam keadaan penuh, segera untuk berpindah ke rest area yang lainnya. ”Bila itu dilakukan, tentunya akan membantu sekali,” paparnya dihubungi Jawa Pos (Grup Radar Bogor) kemarin.

Biang kemacetan lainnya adalah pemudik yang merasa tidak bisa masuk ke rest area akhirnya memutuskan beristirahat di bahu jalan tol. Dia mengatakan, perilaku semacam itu tidak hanya membuat kemacetan, namun juga berbahaya pagi pengemudi. ”Potensi kecelakaan bisa terjadi. Tidak hanya saat berbuka, siang hari
terkadang ada juga pengemudi yang istirahat di bahu jalan tol,” ujarnya.

Data dari Kementerian Perhubungan terkait laju arus mudik dengan moda transportasi darat, menunjukkan sejak 8 hingga 10 Juni terdapat penurunan jumlah kendaraan roda dua.

”Dari data tiga hari terakhir menunjukkan terjadi penurunan terhadap jumlah kendaraan roda dua sebesar 12 persen dan juga penurunan jumlah kecelakaan lalu lintas sebesar 30-40 persen,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kemarin (10/6). ((jp/dka/c)