25 radar bogor

Pemudik Pilih Naik Sepeda ke Kampung Halaman

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS PULANG KAMPUNG: Pemudik yang menggunakan sepeda berada di Korlantas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/6) malam.
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
PULANG KAMPUNG: Pemudik yang menggunakan sepeda berada di Korlantas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/6) malam.

JAKARTA-Saat orang-orang pada umumnya berbondong-bon­dong memadati stasiun, terminal, atau bandara di awal musim mudik, lain halnya dengan Poetoet dan kawan-kawan dari komunitas Bike to Work (B2W).

Mereka justru berbondong-bondong menyiapkan sepeda kesa­yangan untuk dibawa mu­dik ke kampung halaman. Tra­disi mudik gowes sudah dila­kukan B2W sejak 2013. Bukannya jera mengayuh pedal ratusan kilometer, peminat mudik gowes tiap tahunnya justru bertambah.

Wajah-wajah riang di atas se­peda satu per satu mendatangi lapangan parkir Korlantas Jakarta, Jumat lalu (9/6). Hari itu merupakan seremoni pele­pasan peserta Gowes Moedik 2018 yang digagas oleh B2W. Tak sedikit di antara mereka yang sudah tampak ”berumur”. Namun semua terlihat berse­ma­ngat dan tak sabar “mancal” sepeda masing-masing ke kampung halaman.

”Tahun ini peserta Gowes Moedik 2018 ada sekitar 150 orang. Tahun lalu 80 orang. Hampir dua kali lipat per­tam­bahan pesertanya,” ujar Ketua B2W Indonesia Poetoet Soe­dar­janto, saat dijumpai di acara pele­pasan Gowes Moedik 2018 di Korlantas Jakarta.

Tujuan mudik para peserta tak main-main, bahkan seba­gian besar merupakan pemudik dengan rute Jakarta menuju Jawa Tengah. Seperti Brebes, Jogja, Madiun, dan sebagainya. Selain dari Jakarta, ada juga seba­gian peserta yang berangkat mudik dari Jawa Tengah menuju Jawa Timur.

Usia pesertanya pun sangat beragam yaitu dari 15 sampai 60 tahun. ”Ini saya sendiri sudah enam kali mudik de­ngan gowes. Mudiknya ke Ma­diun. Total jarak tempuh seki­tar 700-an kilometer. Saya tar­getkan 5 hari bisa sampai lah,” beber Poetoet.

Sepeda yang digunakan pe­mudik gowes tampak beragam. Mulai dari sepeda lipat, sepeda Federal atau sepeda gunung, sampai sepeda fixie. Sebagian besar sudah dilengkapi aksesori tambahan supaya dapat menga­ko­modasi barang bawaan se­perti tas atau ransel.

Untuk ala­san keamanan, perangkat tambahan seperti lampu dan reflektor juga tampak melekat di sepeda pemudik.

”Jalur yang akan kami tempuh sama dengan jalur yang dilalui mobil dan kendaraan besar lainnya. Jadi faktor safety benar-benar harus diperhatikan,” tambah Poetoet.

Soal rute, para peserta mudik gowes terbagi dalam dua rute utama, yaitu jalur utara (Pan­tura) dan jalur selatan.(agf)