25 radar bogor

Kesulitan Modal, Pedagang Pasar Minta Dibantu Rindu

PANGANDARAN-RADAR BOGOR,Kesulitan mempertahankan dan mengembangkan usaha menjadi salah satu persoalan klasik yang kerap menimpa para pedagang kecil di pasar tradi­sional. Pemicunya, keter-batasan akses dan pengetahuan memadai tentang keberadaan lembaga permodalan yang dialami para pedagang.

Salah seorang pedagang di Pasar Karangpawitan, Ke-camatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Iin (48) me-ngatakan kesulitan dalam mengakses modal ini menjadi persoalan semua pedagang kecil di pasar. Sejak mulai berjualan 2009 lalu, dia harus bersusah-payah mem-pertahankan keberlangsungan usahanya. Apalagi untuk mem-buatnya lebih berkembang.

Tak jarang pula dia harus berurusan dengan lembaga peminjaman modal bank keliling ataupun rentenir yang menawar­kan pinjaman dengan bunga yang mencekik.
Iin biasanya meminjam Rp500.000 kapada bank keliling dan harus mengembalikannya sebesar Rp600.000. Keterbatasan kemampuan dan pengetahuan permodalan menjadi penyebab ia memilih opsi yang mencekik ini.

“Saya pinjamnya sering kalau lagi butuh. Soalnya enggak tahu harus pinjam ke siapa lagi. Kalau enggak pinjam, ya enggak bisa jualan. Jadi terpaksa pinjam ke bank keliling,” kata Iin kepada wartawan di Pangandaran, kemarin (8/6).

Iin yang merupakan warga Desa Karangpawitan ini sempat mencurahkan isi hatinya kepada calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum yang saat itu melakukan kunjungan.

Dia juga meminta agar pasangan Ridwan Kamil ini bisa memberikan program permodalan kepada mereka.

Terkait hal tersebut, pria yang akrab disapa Kang Uu ini menyodorkan program Kerdit Masjid Sejahtera yang menjadi salah satu andalan pasangan Rindu sebagai upaya mengatasi kesulitan lermodalan bagi para pelaku usaha kecil.

Lewat Program Kredit Mesra, ibu-ibu bisa mendapatkan modal tanpa ketentuan dan syarat administratif berbelit-belit. Mereka bisa memperoleh modal hanya dengan cara membaca Alquran sejumlah juz tertentu, sesuai kebutuhan modal, Rp1 juta untuk satu juz, Rp2 juta untuk dua juz, dan seterusnya. Pembacaan Alquran dilakukan di masjid-masjid. Nantinya mesjid-mesjid yang menjadi fasilitator program ini bakal ditunjuk.

”Kredit Mesra ini tanpa ada bunga, tanpa ada jaminan. Ini akan menjadi solusi bagi ibu-ibu yang perlu pinjaman uang, termasuk untuk permodalan yang selama ini memang menajdi masalah bagi pedagang-pedagang kecil,” kata Uu.

Terkait belum meratanya pengetahun para pedagang ihwal lembaga peminjaman yang memadai dan representatif, Uu mengatakan, hal tersebut juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini memandang edukasi ihwal lembaga permodalan ini harus lebih gencar digalakkan.

”Ini juga penting karena masyarakat yang kesulitan modal itu biasanya masyarakat kecil, pengetahuan kepada mereka harus sampai. Harus tersampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat.

Jangan sampai mereka akhirnya terjebak memilih lembaga keuangan nonformal yang tidak baik,” kata dia.(*)