25 radar bogor

Dodol Ikut Diincar

SOFYANSYAH/RADAR BOGOR MAKANAN TRADISIONAL: Seorang pria mengolah dodol di Kampung Muara, Desa Bojonggede. Jelang Lebaran, permintaan dodol di kampung itu meningkat hingga 300 persen, dan biasa dijual ke Jabodetabek hingga luar daerah.
SOFYANSYAH/RADAR BOGOR
MAKANAN TRADISIONAL: Seorang pria mengolah dodol di Kampung Muara, Desa Bojonggede. Jelang Lebaran, permintaan dodol di kampung itu meningkat hingga 300 persen, dan biasa dijual ke Jabodetabek hingga luar daerah.

RANCABUNGUR–RADAR BOGOR,Siapa tak kenal dodol. Penganan leng­ket, manis, dan agak kenyal ini menjadi salah satu ma­ka­­nan tradisional yang terus diperta­hankan. Pun di hari Lebaran.

Makanan ini seolah menjadi prima­do­na yang banyak dicari. ”Pasti banyak yang beli,” kata Toto, salah satu pembuat dodol di Kecamatan Rancabungur.

Selama Ramadan hingga Le­ba­ran, ia mengaku bisa menjual 2 kuintal dodol. Jumlah itu lebih besar di­ban­dingkan hari biasa. Bahkan, kata dia, penjualannya saat itu selalu ludes.

Biasanya, ia menjual Rp22 ribu untuk satu dodol ber­ukuran besar. Ia juga menja­min, bahan-bahan yang digu­na­kan seluruhnya berkua­li­­tas, seperti ketan, gula, dan san­tan. ”Dijamin tanpa penga­wet,” imbuhnya.

Tidak hanya di Rancabu­ngur. Pembuat dodol di Kampung Muara, Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, juga meraup untung.

Menurut mereka, selama Ramadan hingga menjelang Lebaran, permintaan ma­ka­nan berbahan dasar ketan ini me­ngalami peningkatan tajam.

Mereka mengaku pening­ka­tannya mencapai 300 per­­sen. Sementara, untuk harga jual, pem­­buat dodol ini me­matok harga Rp40-60 ribu per kilogram­nya.(dkw/mtr)