Berbuka puasa setelah menahan nafsu diri sejak fajar hingga berkumandang azan Magrib, adalah momen yang dinantikan bagi setiap muslim yang berpuasa di bulan Ramadan.
BERAGAM menu biasanya disajikan untuk santap makan dan minuman pelepas dahaga dan lapar. Tetapi, bagi Ujang Supriadi, Kepala Desa Cibanon, Kecamatan Sukaraja, hal itu tak perlu dilakukan.
Rupanya, bapak tiga anak ini lebih menerapkan pola makan sehat kepada anak-anaknya sedari dini. Dia mencontoh pola makan Nabi Muhammad saw. Menurut Ujang, Nabi Muhammad adalah contoh yang sangat baik dalam menjaga perilaku makan.
Biasanya setelah azan berkumandang, ia bersama keluarganya langsung mengambil air putih dan tiga buah kurma, setelah itu dilanjut salat berjamaah.
“Kami biasanya salat berjamaah di masjid.
Setelah Tarawih dan tadarusan baru berkumpul bersama untuk menyantap makanan yang disajikan saat itu,” ujar pria lulusan lulusan IAIN Bandung (sekarang Universitas Islam Negeri).
Ramadan 1439 Hijriah ini, kata dia, memiliki keistimewaan sendiri. Selain dapat menjalankan ibadah secara khusyuk, juga menjadi momentum untuk mempereratkan diri kepada keluarga.
“Tahun ini, kita fokus puasa dan bersama keluarga. Selama satu tahun menjalankan aktivitas mudah-mudahan diampunkan dosanya,” ujar dia.
Untuk urusan pelayanan masyarakat pun, Ujang tetap maksimal, tanpa mengurangi kewajibannya sebagai pemimpin masyarakat Desa Cibanon.
“Tanpa mengurangi pelayanan kepada masyarakat, sebagian besar pelayanan bahkan masih dijalankan di rumah,” tukasnya.(ded)