25 radar bogor

Puncak Arus Mudik Dua Kali

MUDIK LEBIH AWAL: Para pemudik mulai meninggalkan Bogor menggunakan armada bus antarpulau, di sejumlah biro perjalanan bus di Kota Hujan, kemarin (19/6).Sofyansyah/Radar Bogor
ilustrasi mudik

JAKARTA–RADAR BOGOR,Kementerian Perhubu­­ngan memprediksi jika hari ini masyarakat mulai mudik. Hal itu dikare­nakan mulai besok sebagian sudah memasuki cuti bersama dan libur Lebaran. Kemenhub juga mem­prediksi jika hari ini dan besok meru­pakan puncak arus mudik pertama, terutama yang menggunakan jalur darat.

Kemenhub mempre­diksi terdapat dua kali puncak arus mudik, yaitu 8–9 Juni dan 12–13 Juni. Jumlah pemudik tahun ini diprediksi mencapai 19,50 juta orang atau mengalami kenaikan sebesar 5,17 persen dari tahun lalu yang berjumlah 18,60 juta orang.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat membuka Posko Angkutan Lebaran 2018 kemarin (7/6) menjelaskan jika pihaknya memperhatikan dua titik tol, yakni tol Merak dan tol Cikampek-Cipali. ”Di titik-titik tersebut terdapat jumlah kendaraan besar,” kata Budi.

Dari pantauan CCTV di Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu 2018 kemarin siang, terlihat kepadatan kendaraan menjelang simpang susun Cikunir. Kepadatan tersebut dikarenakan kendaraan barang yang masih beroperasi. Kecepatan kendaraan di ruas jalan tersebut berkisar 32 km/jam. Namun, ketika kendaraan masuk ke ruas tol Cipali, kecepatan kendaraan bisa mencapai 80 km/jam.

“Nanti ketika angkutan barang tidak beroperasi, itu bisa semakin mengurangi kepadatan,” kata Ketua Posko Harian Angkutan Lebaran Terpadu 2018, Cucu Mulyana.

Sedangkan di sisi perhubungan laut, Kemenhub juga memper­hatikan Pelabuhan Kalianget di Madura, Jawa Timur. Menurut data yang dimiliki Kemenhub, di pelabuhan tersebut selalu terdapat penumpang yang liar.

“Saya minta kepada syahbandar agar ketap melakukan penga­wasan jumlah penumpang dan tiap penumpang harus meng­gunakan life jacket,” tuturnya. Budi menyatakan jika pihaknya telah menyiapkan kapal-kapal milik Kementerian Perhubungan untuk melakukan pengawalan apabila ada penumpang berlebih.

Sedangkan di sektor perhubungan udara, Kemenhub telah menyiapkan beberapa bandara untuk beroperasi hingga pukul 24.00. Hal itu dilakukan karena ada tambahan slot penerbangan sejumlah 3.500 slot dari Jakarta.

Sementara itu, untuk moda kereta api, Menhub menyatakan terdapat ancaman tanah longsor di beberapa titik rel kereta api. Budi meminta PT KAI untuk melakukan langkah-langkah antisipatif. Salah satu antisipasi yang dilakukan adalah dengan menyiagakan personel untuk gerak cepat ketika terjadi bencana.

Lonjakan penumpang libur Lebaran tak saja terjadi pada kereta jarak jauh. Untuk Commuter Line Jabodetabek pun mengalami hal yang sama. “Perkiraan penumpang H-7 sampai H+7 Lebaran mencapai 13.926.408 orang di 79 stasiun. Bogor salah satu yang paling tinggi,” ujar Direktur PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) Wiwik
Widayanti saat ditemui Radar Bogor di Cafe Aroma Sedap, Jalan Teuku Cik DItiro, nomor 43, Jakarta Pusat, kemarin (7/6).

Untuk mengantisipasi itu, PT KCI memberlakukan loket portabel. Nantinya, akan difungsikan di stasiun-stasiun yang berpotensi terjadi peningkatan penumpang. Termasuk Stasiun Bogor. “Di Stasiun Bogor sembilan unit, Bekasi dua unit, Jakarta Kota empat unit dan di Rangkasbitung tiga unit,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga menurunkan seluruh karyawanya di sejumlah stasiun padat penumpang. PT KCI juga menurunkan seluruh karyawannya untuk secara bergantian menjaga poksi lebaran. “Petugas ini, akan langsung mengatur alur penumpang saat terjadi kepadatan,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sub Direktorat Analisa Data dan Pengembangan Sistem Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR Nazib Faishal mengungkapkan bahwa prasarana yang dibangun oleh PUPR telah disap digunakan untuk mudik. PUPR sementara ini hanya memantau kondisi infrastruktur.

Untuk itu, ada layanan call center khusus yang dikelola PUPR untuk menampung laporan dari masyarakat. Selain itu, PUPR sendiri memiliki aplikasi pelaporan keluhan sarana bernama Jalan Kita (Jaki). Lewat aplikasi tersebut, pemudik bisa melaporkan jalan rusak maupun berlubang. Caranya, pemudik bisa memotret kondisi jalan, kemudian mengunggahnya ke server PUPR.

Nazib menyatakan bahwa Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjamin secara umum kesiapan jalur mudik tahun 2018 di seluruh Indonesia lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Sembilan puluh persen jalan nasional dalam kondisi siap dilalui. Meliputi Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

Sementara untuk jalan tol, lebih dari 500 kilometer sudah operasional dan siap dilalui. Sementara sisanya 275 kilometer sudah dapat dilalui meskipun masih fungsional. Semua permukaan sudah perkerasan permanen tidak ada lagi yang tanah.

Hanya saja, kata Nazib, kondisinya tidak seindah tol yang fungsional. Masih ada banyak bekas galian dan pohon-pohonnya belum tinggi. “Tapi kalau seperti rambu-rambu semuanya sudah terpasang,” katanya.

Selain itu, Nazib mengingatkan pemudik untuk hati-hati melintasi titik kritis jembatan Kali Kuto di Grinsing, Batang, Jawa Tengah. Sesuai skenario awal, PUPR membuat exit Grinsing untuk jalur keluar kendaraan yang kemudian diarahkan untuk melewati Jembatan Kali Kuto di jalur pantura kemudian setelah itu masuk ke jalan tol kembali.

Nazib mengatakan, tentu banyak pemudik yang melewati jalan nasional pantura. Sehingga kemacetan juga tidak akan bisa dihindari. “Kalau macet pasti. Tapi jangan sampai kacau. Jadi harus ramai lancar,” katanya.

Sementara untuk Jawa Timur sendiri, Nazib menyatakan akses jalan nasional lintas tengah yang melewati Surabaya, Malang, Blitar dalam kondisi baik dan siap dilalui. Hanya, beberapa ruas jalan nasional terutama di daerah timur seperti Probolinggo, Situbondo, dan Banyuwangi masih belum nyaman dilalui. “Banyak
tambalan lubang yang tidak rata, jadi, agak sedikit terasa bergelombang,” katanya.

Namun, menurut Nazib, kerusakan ini tidak panjang. Hanya ada di beberapa ruas seperti di seputar Taman Nasional Baluran di jalan menuju Banyuwangi.

Sementara Kasubdit Penga­walan dan Patroli Jalan Raya Korlantas Kombesol Bambang Sentot Widodo menuturkan, memang terdapat pergeseran prediksi arus puncak dari
yang awalnya Senin (11/6) dan Selasa (12/6) menjadi Jumat (8/6) atau Sabtu (9/6). Pergeseran itu telah diantisipasi sejak awal. ”Berbagai cara dilakukan, untuk petugas mulai Kamis (7/6) malah sudah berada di posko,” terangnya.

Kemungkinan pemudik akan mulai perjalanannya habis berbuka atau sahur. Ada ang­­gapan bahwa kalau berang­katnya subuh itu mulai sepi. Naun, justru berdasar pengalaman tahun lalu malah kondisinya padat merayap. ”Ini sudah kami anti­sipasi,” paparnya. (all/jp/d)