25 radar bogor

Tol BORR Lolos Uji Beban

LOLOS UJI: Truk-truk bertonase besar digunakan untuk menguji ketahanan jalur Tol BORR seksi IIB. Hasil uji menyatakan Tol BORR seksi IIB lolos.
LOLOS UJI: Truk-truk bertonase besar digunakan untuk menguji ketahanan jalur Tol BORR seksi IIB. Hasil uji menyatakan Tol BORR seksi IIB lolos.

BOGOR-RADAR BOGOR,Rentetan kecelakaan konstruksi di proyek-proyek garapan kontraktor BUMN membuat Presiden Joko Widodo memerintahkan penghentian sementara semua proyek jalan layang (elevated), pertengahan Februari 2018.

Meski beberapa di antaranya tengah dalam proses pengerjaan dan berpotensi membahayakan jika harus dihentikan, seperti pemasangan enam buah beton erection box girder seberat masing-masing 40 ton pada rangka tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi IIB.

“Jika dibiarkan menggantung, akan sangat membahayakan pengendara yang melintas di bawah proyek,” ujar si empunya proyek, Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar Hendro Atmodjo.

Kondisi itu membuat Hendro dan segenap staf PT MSJ serta kontraktor pelaksana bekerja keras siang malam mengamankan proyek selama masa moratorium.

Salah satu caranya dengan mengalihkan arus lalu lintas di kawasan Sholeh Iskandar, Kota Bogor, agar kendaraan tak melintas di bawah proyek jalan layang.

Tim juga melakukan berbagai perhitungan dan pertimbangan untuk diajukan kepada pemerintah pusat agar moratorium bisa cepat berakhir.

”Kita sudah sudah gantung enam (erection box girder), tidak cukup aman untuk kendaraan di bawah. Takutnya terjadi sesuatu, maka gantungannya kita perkuat,” kata Hendro.

Langkah lainnya, sejumlah pekerjaan minor di bagian bawah tol masih bisa dikerjakan. Sehingga, para pekerja yang sebelumnya bertugas di bagian atas, bisa diperbantukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang masih boleh dilakukan di bagian bawah jalan layang sepanjang 2,65 kilometer itu. ”Kami masih mengerjakan yang minor, bukan pekerjaan besar. Ramp off, ramp on, pengecoran. Termasuk pemasangan rambu-rambu dan sebagainya,” terang Hendro.

Evaluasi tersebut mencakup desain konstruksi, metologi kerja, standar operasional prosedur (SOP), sumber daya manusia, peralatan, termasuk pengawasannya.

Tim evaluasi ini sendiri terdiri atas kontraktor, Kementerian BUMN, dan swasta yang akan mengawasi dan memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk proyek mana yang dilanjut atau dihentikan.

Setelah tak lebih dari satu pekan evaluasi, tol BORR seksi IIB dari Kedung Badak sampai Simpang Yasmin pun dinyatakan lulus uji beban sebagai jalan layang atau jembatan tol.

Pengujian menerapkan cara beban dinamis (frekuensi resonansi diakibatkan impact) dan uji beban statis loading unloading maksimum seberat 400 ton dengan memakai 15 truk kapasitas masing-masing truk antara 25-30 ton.

Tak hanya itu, titik pengujian jalan tol ini digunakan pada bentang berupa tanjakan dan super elevasi yakni di Pier 31–32. Pengujian digunakan semenjak pukul 11.00–17.00 WIB menemukan hasil uji yang baik dan laik kegunaan sebagai jembatan atau jalan layang sesuai perbandingan grafik pengukuran dibandingkan grafik pemodelan perencanaan.

Dengan demikian, tol BORR dinyatakan aman dan laik kegunaan untuk dipergunakan sebagai jalan layang atau jembatan tol.

Proyek Tol BORR seksi IIB ini adalah yang pertama mungkin menjalankan uji beban jembatan di lingkungan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, untuk jalan layang atau jembatan tol.

Adapun, pengujian dilakukan oleh Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR, yang dihadiri wakil dari KKJTJ yakni Bambang Suhendro (Universitas Gajah Mada), Hidayat (Institut Teknologi Sepuluh November), Dradjat H. dan Yuda Handita (Kepala Balai Jembatan dan Terowongan Jalan PUPR).(ric)