25 radar bogor

Jumlah Wirausahawan Menurun

Guruh Supriyo Putro

BOGOR–RADAR BOGOR,Tak heran jika jumlah pe­ngang­guran di Kota Hujan kian bertumpuk. Pasalnya, menjadi seorang wirausahawan kini semakin tak diminati. Jika dilihat, jumlah penerbitan surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan tanda daftar perusahaan (TDP) di Kota Bogor setahun terakhir mengalami penyusutan. Kondisi tersebut pun kini disayangkan banyak pihak.

Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bogor, jumlah penerbitan SIUP dan TDP mengalami penurunan yang cukup drastis di tahun 2017. Jika pada 2016 Pemkot Bogor menerbitkan SIUP sebanyak 1.277 izin, pada 2017 turun menjadi 1.088 izin. Sedangkan, penerbitan TDP pada 2016 mencapai angka 1.400 izin, kemudian turun di tahun 2017 menjadi 1.303 izin.

Pengusaha muda yang merupakan bos PT Putro Sukes Jaya atau PutroGroup, Guruh Supriyo Putro angkat bicara menanggapi hal itu. Menurut­nya, perlu peran pemerintah untuk mengatasi paradigma mencari kerja yang selama ini terjadi pada siswa yang baru lulus.

“Kalau sudah lulus seka­rang kan rata-rata pikirannya mau ngelamar ke mana. Saya berharap pendidikan entre­preneur bisa ditanamkan sejak dini pada orang-orang,” ungkapnya kepada Radar Bogor belum lama ini.

Adapun, sekolah yang menyediakan pendidikan entrepreneur, umumnya memerlukan biaya yang terlampau mahal. Ia berharap ada kurikulum khusus mengenai entrepreneur mulai tingkat SD. Pemerintah memang sudah berperan dalam memberikan pelatihan-pelatihan. Hanya saja, ketika beranjak dewasa tak semua tertarik untuk berwirausaha.

Guruh memberikan beberapa tips untuk menjadi seorang entrepreneur. Pertama, harus berani untuk bermimpi besar. Ketika sudah mengetahui apa yang akan dituju, maka harus terlebih dahulu menentukan target capaiannya.

“Seperti dulu saya simpel, mimpinya pengen punya mobil. Lalu, saya ke diler cari tahu harganya, kemudian mencari langkah apa yang harus kita tempuh,” ujarnya.

Menurutnya, membuka usaha tak harus dengan modal yang besar. Semuanya bisa diawali dari hal kecil, seperti halnya menjadi reseller. Tapi, terpenting usaha yang ditekuni adalah bidang yang memang disukai. Sehingga apa yang dilakukan akan terasa ringan dan terhindar dari upaya negatif pihak lain. Seperti halnya menghindarkan pelaku usaha dari upaya penipuan.

Terakhir, ia berpesan agar saat hendak membuka usaha tidak terlalu banyak meng­hitung. Bisa-bisa menjadi beban pikiran yang menyebab­kan batalnya membuka usaha. “Jadi, dibuka dulu saja usahanya, nanti dalam perjala­nan akan mengetahui langkah apa yang harus dicapai. Usaha tetap dihitung tapi jangan terlalu mendalami,” kata Guruh.

Pria kelahiran Bogor ini mengawali kariernya sebagai tukang parkir di salah satu mal. Kemudian, Guruh sempat beberapa kali membuka usaha, mulai dari pedagang emperan hingga membuka cuci steam motor.

Memasuki 2014, ia merintis usaha di bidang properti. Kemudian berkembang sampai melahirkan perusahaan milik sendiri.(fik/c)