25 radar bogor

Wadah Anak Putus Sekolah

SEDERHANA: Sebagian santri bersama pengajar dan petugas kepolisian di atas bukit, lokasi pesantren mereka.
SEDERHANA: Sebagian santri bersama pengajar dan petugas kepolisian di atas bukit, lokasi pesantren mereka.

Tidak semua memiliki kesempatan sama dalam mengenyam pendidikan. Itu yang menjadi awal berdirinya Pondok Pesantrean Nurusibiyan. Sebuah pondok sederhana yang dibangun untuk menampung anak-anak putus sekolah di Kecamatan Sukamakmur.

Ide ini muncul dari benak Ustaz Solih. Tokoh agama Desa Mulyasari sekaligus pendiri Pondok Pesantren Nurusibiyan, Kampung Mulyasari, Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamamur, Kabupaten Bogor.

Saat itu, ia melihat banyak warga Mulyasari dan kampung sekitarnya yang tidak mengenyam bangku pendidikan. Baik itu pendidikan formal maupun agama. Bahkan, banyak orang tua yang tidak bisa membaca Alquran. “Di situ saya tergerak untuk membangun sebuah pondok pesantren,” katanya.

Solih pun menimba ilmu di salah satu pondok pesantren di wilayah Jawa Tengah untuk mewujudkannya itu. “Sepulang dari mondok, saya mulai membangun pondok dengan seadanya,” tuturnya.

Pertama, kata dia, hanya ada dua santri. Lama-lama tambah banyak. “Dan alhamdulillah, saat ini semua bisa membaca Alquran. Bahkan, anak-anak wajib menghafal Alquran,” katanya lagi.

Untuk santrinya sendiri, awalnya hanya dari warga dan anak di kampungnya. Namun, saat ini ada banyak santri dari luar Kampung Mulyasari. “Mereka yang mondok semua putus sekolah karena terkendala biaya,” tuturnya.(all/c)