25 radar bogor

Pesantren Media di Parung Kabupaten Bogor, Cetak Kader Dakwah Berbasis Media

BELAJAR: Para santriwati sedang mengikuti kegiatan pendalaman ilmu broadcasting di Pesantren Media Parung.
BELAJAR: Para santriwati sedang mengikuti kegiatan pendalaman ilmu broadcasting di Pesantren Media Parung.

Pesantren Media tidak sembarangan memberikan kurikulum. Porsi-porsi pelajaran kepesantrenan dan kemediaan telah disusun rapi untuk mencetak kader-kader dakwah berbasis media.

Perintis sekaligus pengelola Pesantren Media Oleh Solihin memaparkan, semua santri yang masuk sejak pendidikan awal setingkat SMP dibekali dengan berbagai pelajaran sampai dengan duduk di bangku SMA. Semua kurikulum tersebut diatur sedemikian rupa sesuai dengan kadar kesanggupan para santri di usianya.

“Untuk santri di jenjang SMP, kami bagi pelajaran mereka dalam beberapa tahap. Di tahun pertama, mereka kami bekali dengan pelajaran adab (sastra), bahasa Arab, dan juga tahfidz. Tahun kedua, menulis dan fotografi. Tahun ketiga, mulai kami kenalkan dasar-dasar dunia desain grafis,” bebernya kepada Radar Bogor.

Sementara untuk jenjang pendidikan di tingkat SMA, lanjut Oleh, di tahun pertama anak-anak santri dibekali dengan pelajaran media fotografi, desain grafis lanjutan, pemrograman radio, broadcasting, juga editing audio.

Adapun di tahun kedua, diperkenalkan pelajaran lanjutan seperti dasar-dasar website, scirpt, skenario, advertising, videografi, editing video, dan dasar-dasar pengembangan media jurnalis.

“Adapun tahun ketiga, kami tidak membebankan anak-anak santri dengan pelajaran. Mereka kami arahkan untuk fokus di ujian paket penyetaraan. Kami berharap, dengan formasi pelajaran ini, para santri mampu menguasai ilmu-ilmu agama dan media. Itulah misi utama Pesantren Media,” jelasnya.

Oleh berharap, formasi kurikulum ini mampu mencetak bibit-bibit unggul santri yang andal di dunia media dan dakwah Islam. Ia juga menjelaskan, pengembangan kualitas di Pesantren Media lebih diutamakan daripada kuantitas.

“Santri kami memang belum banyak. Baru 25 santri. Tapi kami berharap, 25 santri ini memiliki kualitas yang baik,” tutupnya. (cr3/c)