25 radar bogor

Kisah Umrah Kang Emil di Madinah

Ridwan kamil bersama beberapa imam Masjid

MADINAH-RADAR BOGOR,Kang Emil berangkat umrah pada Rabu (30/5) malam lalu. Di sana, Kang Emil menjadi tamu kehormatan di Masjid Na­bawi, Madinah. Menan­­­data­­nga­ni buku tamu istimewa sam­pai diajak masuk melihat dan memegang koleksi ragam Alquran berusia ratusan tahun.

Setelahnya, diajak salat di belakang mimbar mihrab dan diterima oleh Syaikh Dr. Abdullah Al-Baijan (imam dan khatib Masjid Nabawi) dan Prof. Dr. Emad Zuhair Hafizh (imam dan khatib Masjid Nabawi dan Masjid Quba Madinah).

Para imam masjid suci ini mendoakan khusus warga Jawa Barat dan Indonesia, dan insya Allah beliau-beliau mau berkunjung ke Indonesia di waktu yang baik kelak.

Sementara itu, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa pasangan Rindu (Ridwan Kamil – Uu) telah mempersiapkan se­jumlah program untuk mem­bantu para pedagang kecil seperti Ocah dalam mengem­­bangkan usahanya. Instrumen permo­dalan itu antara lain digulirkan melalui Program Kredit Mesra (Mesjid Sejahtera).

Program Kredit Mesra ini tanpa bunga, tanpa agunan. Pem­beri rekomendasinya ke­tua atau pengurus DKM mas­jid. Jika DKM sudah membe­rikan rekomendasi, maka pe­tugas Bank BPR akan datang ke rumah ibu-ibu untuk akad kredit sekaligus mencairkan pinjaman tersebut.

”Ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk mem­­bantu kelompok-kelom­pok masyarakat yang membutuhkan, seperti para pedagang kecil yang kesulitan mengembangkan usaha akibat kekurangan modal.

Kredit Mesra ini bisa jadi solusi,” kata Kang Uu, sa­paan akrab bupati Tasik­malaya dua periode ini.

Terkait masalah pemasaran, Kang Uu mengatakan Rindu telah mengkloning program one village one product alias satu kampung satu produk unggulan agar tiap-tiap daerah memiliki produk ciri khas yang menjadi unggulan untuk dipasarkan secara luas.

Lewat program ini, menurut Kang Uu, para petani, pelaku usaha mikro dan jenis usaha lainnya bakal didorong untuk mengembangkan kreativitas produk dan cara-cara pema­saran sehingga komoditas jualan mereka bisa lebih membahana, termasuk dijual di ritel-ritel modern. Terhadap daerah yang belum memiliki komoditas khas, mereka bakal diarahkan agar bisa membentuk produk ikonik.

”Kami akan bantu agar para pelaku usaha di kampung-kampung ini bisa berinovasi, menye­suaikan dengan perkem­­bangan minat atau permintaan pasar.

Tidak hanya pemasaran, termasuk inovasi juga, inovasi di kemasan-kemasan. Kalau kemasan bagus, harga jual bisa lebih tinggi, dan bisa masuk pasar ritel modern,” kata dia.(*/unt)
.