25 radar bogor

Tawarkan Sektor Perikanan ke Investor Jepang

ilustrasi/ net PELUANG: Kementerian Kelautan dan Perikanan menawarkan investor Jepang untuk menanamkan modal di sektor pengolahan perikanan.
ilustrasi/ net
PELUANG: Kementerian Kelautan dan Perikanan menawarkan investor Jepang untuk menanamkan modal di sektor pengolahan perikanan.

TOKYO–Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti menawarkan investor Jepang untuk me­nanamkan modal di sektor pengo­lahan perikanan. Hal tersebut disam­paikan dalam kunjungan Susi ke Tokyo sejak kamis (31/5).

Susi bertemu dengan 83 pimpinan perusahaan sektor kelautan dan perikanan Jepang. Susi mengakuti bahwa saat ini sektor penangkapan ikan memang telah ditetapkan sebagai negative list investasi asing. Artinya, tidak ada entitas asing yang bisa berbisnis di wilayah penangkapan ikan.

Meski demikian, hal tersebut dikompensasi dengan dibukanya bisnis di sektor pengolahan dan logistik untuk asing. Oleh karena itu, Susi mengundang Jepang untuk mengambil kesempatan berinves­tasi dalam revitalisasi sektor perikanan ini.

”Indonesia memiliki panjang garis pantai 90.000 km. Setiap 30 km diperlukan mesin es (flake ice machine), maka butuh 3.000 mesin kecil dengan 1,5 ton es seharga USD20 ribu. Sehingga dibutuhkan USD60 juta. Ini bisnis bagus,” papar Susi lewat keterangan resmi KKP, kemarin (2/6).

Susi menjelaskan, saat ini Indo­nesia tengah berusaha memperkuat industri kelautan dan perikanan, salah satunya melalui pembangu­nan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di enam pulau terluar Indonesia. ”Pengembangan ­ kelautan dan perikanan di enam pulau terluar ini sebagai upaya melakukan food security dan juga defense security,” tambahnya.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi mengatakan, untuk melengkapi SKPT-SKPT tersebut, indonesia membutuhkan investasi fasilitas cold storage, industri pengolahan, hingga pembangunan pelabuhan yang saat ini tengah dalam penjajakan kedua negara. ”Nantinya akan dikelola koperasi dan didampingi BUMN perikanan, Perindo, dan Perinus,” ujar Brahmantya.

Ia pun memaparkan potensi di masing-masing lokasi SKPT tersebut, seperti Sabang, Morotai, dan Saumlaki yang kaya dengan komoditas tuna, cakalang, dan tongkol. Sementara, Natuna dengan komoditas utama ikan pelagis kecil, tuna, cakalang, dan tongkol.

Pulau Moa dengan komoditas utama ikan pelagis besar, pelagis kecil, dan demersal. Serta Biak Numfor dengan komoditas andalan ikan pelagis kecil, pelagis besar, demersal, udang, lobster, dan cumi-cumi.

Untuk menarik investor, Susi menjamin Indonesia juga akan memberi kemudahan perizinan, keringanan pajak, serta asistensi penuh terhadap pengusaha yang berminat berinvestasi.(tau)